Dalam kesempatan
ini saya akan berbagi sekelumit tentang pengalaman saya mengikuti Kelas Menulis
Cerpen Kompas 2018 yang diadakan di Jakarta, 28-29 Juni 2018.
Hari Pertama, 28 Juni 2018
09.00-10.00 Author
Speed Date
Peserta
berkonsultasi dengan tiga orang mentor secara bergantian masing-masing selama
10 menit membahas cerpen yang telah dibuat peserta. Mba Linda Christanty
memberi masukan agar saya jangan ragu membuat plot yang tajam sehingga cerita
tidak datar, buat kejutan di akhir cerita. Bli Putu Fajar Arcana memberi
masukan agar diperbanyak metafor-metafor dalam tulisan saya, dan jangan linear,
sehingga cerita tidak terkesan polos. Pak Martin Aleida memberi masukan agar
membuat paragraf pembuka semenarik mungkin, dan detail hendaknya yang
berhubungan langsung dengan cerita.
16.30-18.00
Cerpenis Berbagi
Sebagian cerpenis
Kompas yang menjadi nominasi cerpen terbaik kompas 2018 berbagi kiat-kiat dalam
menulis cerpen. Dari diskusi dengan para peserta, ada hal-hal perlu digaris
bawahi:
1. Farizal Sikumbang cerpenis dari Aceh, mengaku awalnya sering ditolak
koran kompas, namun pantang menyerah dan akhirnya membuahkan hasil. Salah satu
karyanya masuk nominasi cerpen terbaik kompas. Menurutnya, untuk bisa menulis
harus rajin membaca dan mengunjungi toko buku.
2. Sori Siregar, penulis cerpen senior, biasanya mengirimkan karyanya
paling awal ke kompas, jika tidak dimuat baru dikirim ke koran lain.
3. Faisal Oddang menganggap menulis itu seperti sedang bertutur pada orang
lain. Ia biasanya membaca cepen yang dibuatnya dan merekamnya, dan mengeditnya
jika ada hal yang kurang pas.
4. Rika juga bercerita tentang bagaimana
menulis cerpen.
5. Ahmad Tohari menganggap kepuasan dalam menulis bukan pada saat dimuat
di koran, namun pada saat telah menyelesaikannya. Adapun jika dimuat koran,
baru itu kepuasan kedua.
19.00-21.45 Jamuan
Cerpen Kompas
Cerpen Kasur Tanah
karya Muna Masyari terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas 2017, dan dipentaskan
oleh Teater Mandiri dengan Sutradara Putu Wijaya.
Hari Kedua, 29 Juni 2018
Materi Kelas Cerpen
Kompas
Saya berada di
kelas Kuntowijaya dengan mentor Pak Martin Aleida, Mba Linda Christanty, dan
Bli Putu Fajar Arcana sebagai fasilitator.
Sesi 1 Mengail
gagasan untuk sebuah cerita, Martin Aleida
Pak Martin banyak
bercerita tentang pengalamannya menulis cerita pendek. Menurut beliau, apa saja
bisa dijadikan ide. Hal itu perlu disertai dengan pengalaman dan banyak
membaca. Beliau tidak pernah menyelesaikan cerpennya kurang dari tiga minggu.
Setelah diendapkan, beliau akan mengeditnya jika ada kata atau kalimat yang
kurang “berbunyi”. Bagi beliau tulisan itu seperti bunyi yang teratur, jika ada
yang sumbang perlu diedit. Menurut beliau karya satra yang baik, biasanya
selalu berpihak pada korban. Tulisan yang baik adalah yang mampu menggetarkan
hati pembacanya.
Bukan pilihan kata,
tapi suasana yang dibangun. Salah satu caranya dengan teknik menulis surat.
Sesi 2 Struktur
Cerita, Linda Christanty
Hal yang harus
diperhatikan yang bisa menjadi kelemahan cerpenis :
1. Karakter/ tokoh cerita harus digali semaksimal mungkin
2. Alur/ plot yang tak terduga
3. Detail yang relevan
4. Dialog yang kuat, mendalam, dan punya efek
5. Adegan yang membekas
6. Konflik
7. Editing
Cerita
itu harus dinamis. Karya sastra tidak pernah menjadi kuno. Perlu menulis dengan
sudut pandang dan angel yang baru. Penulis harus sabar dalam membuat suspen,
tidak ingin menjejalkan semuanya saat itu juga.
Sesi 3 Permainan
mengembangkan kalimat dari kumpulan kata, Putu Fajar Arcana
Peserta diminta
memilih sepuluh kata dari potongan kertas koran. Kumpulan kata itu dibuat
sebuah kalimat agar membentuk makna utuh. Latihan itu bermanfaat :
1. Cermat
2. Gagasan
3. Logika/struktur
4. Bunyi
5. Kreativitas
6. Makna, dan lain-lain
Demikian sekelumit
tentang pengalaman saya mengikuti kelas cerpen kompas 2018. Semoga
bermanfaat.[]
Banyumas,
1 Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar