Oleh Agus Yuwantoro
Pelukis dan Parfum Episode ke-59
Berita langsung dari TV One hilangnya
kontak pesawat terbang Sliwedari Air. Bertepatan malam pertama pengajian untuk
Ayah dan Biungku. Aku tidak bisa tidur. Susah gelisah seluruh badanku terasa
lemas. Rasa penasaranku berontak tidak hanya menyaksikan siaran langsung dari TV One. Tapi semua canel
siaran televisi aku buka. Beritanya sama pesawat Sliwedari hilang kontak. Aku
mengambil hp langsung membuka layanan internet aplikasi google. Mencari berita
terkini tentang pesawat Sliwedari Air. Ternyata benar berita ini.
Jam setengah dua belas malam
Bapak Dikin pamitan pulang sebab besok
masuk jam pagi. Aku ditemani bapak Supri sopir pribadi Ayahku. Ia sudah
tertidur pulas di ruang tengah berselimut sarung cap manggis berwarna cokelat
tua motif kotak-kotak bergaris merah. Tidur pulas setengah melingkar persis
udang kering.
Aku kembali nunggu depan layar televisi.
Menunggu dan menunggu. Berita terbaru nasib pesawat Sliwedari Air yang hilang
kontak. Tidak terasa aku menunggu berita layar televisi sampai menembus
lahirnya cahaya mentari di tengah langit jingga. Bersama suara kokok: keluruk
ayam jantan saling bersautan bertanda malam berganti pagi. Berhias cahaya
matahari pagi menembus dinding langit. Memecahkan kabut berjatuhan menjadi
butiran embun hinggap di setiap pucuk dedaunan.
Cahaya mentari berwarna kemuning keemasan
merekah berkembang di plataran langit luas. Burung-burung keluar dari rimbunnya
dedaunan berterbangan bebas mengepakkan sayapnya ke alam bebas mencari makan.
Sepasang ayam jantan dan betina kawin di bawah cahaya matahari pagi di bawah
pohon pisang raja. Setelah itu ayam jantan mengepak-ngepak sayapnya kepala
digerakkan kanan kiri setelah itu berkokok: keluruk keras. Sang betina langsung
berguling-guling di tanah sambil mengepakkan sayapnya. Sampai bulunya penuh
debu tanah.
Sehabis sholat sunnah
fajar dan subuh. Aku langsung duduk kembali depan layar televisi. Aku nyalakan
televisi. Semua siaran televisi sedang viral memberitakan secara langsung
hilang kontaknya pesawat Sliwedari Air. Di layar televisi Aku melihat tim
Basarnas: Badan Sar Nasional bersama tenaga sukarelawan turun ke laut lepas.
Mencari tanda-tanda hilangnya kontak pesawat Sliwedari Air. Bahkan ada dua
kapal Polisi Air Singapura ikut bergabung Basarnas.
Menurut informasi dari
radar udara lewat satelit. Pesawat Sliwedari Air nomor penerbangan X. 307
hilang kontak setelah masuk di atas permukaan pantai lepas Samudra Hindia.
Cuaca buruk bersama kabut tebal. Sehingga pesawat keluar dari jalur
penerbangan. Dari sumber data informasi itu maka pencarian langsung di pusatkan
tengah laut lepas Samudera Hindia.
Menurut data perusahaan
maskapai penerbangan Singapura jumlah penumpang 75. Terdiri dari kru pesawat
15. Wanita 35 Laki-laki 20 Anak-anak 5. Kebanyakan penumpang pesawat adalah
warga negara Indonesia. Bahkan ada satu penumpang anggota polisi Singapura
bernama Lee Shim Pret beserta Ibunya. Mau nyekar di makam ayahnya yang berada
di daerah Jawa Tengah. Sampai berita ini diturunkan belum ada tanda-tanda
ditemukan pesawat.
Sebentar kemudian menyusul
berita langsung di layar televisi daftar nama-nama penumpang pesawat Sliwedari
Air. Ketika menyebutkan nomor urut ke-39.B ternyata Supraptiwi. Langsung dadaku
merasa sesak. Nyas-nyassan. Darahku merasa berjalan panas. Detak jantungku
tidak beraturan. Dag dig dug terus menurus setelah mendengar nomor urut itu. Di
bawah nomor 39.B adalah nomor 40.B bernama Jebeng. Di kampung terkenal blandar
judi pilkades. Bahkan baru saja menang judi rolet di salah satu kota judi di
Singapura. Makanya Jebeng membelikan tiket untuk kekasihku Supraptiwi.
Di layar televisi keluarga
penumpang pesawat berdatangan menuju depan pintu kantor perwakilan maskapai
penerbangan Singapura Jakarta. Memastikan keberadaan keselamatan semua
penumpang pesawat Sliwedari Air. Bahkan ada yang syok. Depresi. Stres. Menangis
histeris sampai pingsan menunggu jawabannya. Perasaanku sama dengan mereka
merasa kehilangan. Bingung. Gelisah. Limbung. Seakan seperti berada dalam alam
mimpi. Baru saja aku kehilangan kedua orang tuaku tercinta. Sekarang harus
menerima kekasihku. Calon istriku tercinta Supraptiwi belum jelas keberadaannya
bersama pesawatnya.
Rasanya aku ingin keluar
rumah pergi menuju kantor perwakilan maskapai penerbangan Sliwedari Air.
Bergabung dengan keluarga penumpang pesawat. Mencari informasi keberadaan
pesawat. Tapi tidak bisa. Aku harus menghormati warga yang ikut ngaji juga
kirim doa-doa terbaik untuk kedua orang tuaku. Juga sebagai bentuk bukti darma
baktiku dan rasa hormatku kepada kedua orang tuaku.
Jam sepuluh siang lebih
lima menit
TV One kembali
memberitakan secara langsung telah ditemukan serpihan kursi penumpang dan
pelambung pesawat Sliwedari Air berwarna oren di tengah laut lepas. Bahkan
ditemukan sepatu, tas, dompet mengapung di pantai. Beberapa tim Basarnas
langsung merapat. Mengambil beberapa serpihan dari laut. Diangkat diteliti
dengan cermat langsung lapor maskapi penerbangan. Ternyata betul serpihan itu
adalah kepingan kursi penumpang milik pesawat Sliwedari Air.
Berarti dengan ditemukan
beberapa bukti dari serpihan kursi penumpang juga beberapa barang lainnya.
Pesawat Sliwedari Air bersama semua penumpang dan kru pesawat. Kemungkinan
tenggelam meledak di tengah laut lepas Samudera Hindia sebab cuaca buruk. Tim
Basarnas dengan beberapa pasukan penyelam dari TNI AL menuju titik pusat
ditemukan serpihan pesawat. Rencana awal tim penyelam ingin menyelam dasar
lautan memastikan keberadaannya pesawat. Tapi terhalang hujan deras dan ombak
lautnya sangat besar.
Ternyata pesawat Sliwedari
Air tenggelam meledak di kedalaman air laut Samudera Hindia sekitar lima ribu
meter. Cuaca sangat buruk. Angin kencang. Hujan deras bersama gelombang laut
sangat besar. Maka ditunda untuk menyelam menunggu cuaca bersahabat. Demi
kesalamat semua tim gabungan Basarnas meninggalkan lokasi kembali ke pangkalan.
Menunggu cuaca yang terbaik untuk melacak kembali keberadaan pesawat Sliwedari
Air.
Dua hari kemudian cuaca
sangat cerah di pangkalan berdatangan tim Basarnas bahkan mendapatkan bantuan
dari anggota TNI AU, AL dan AD juga dua kapal Polisi Air Singapura ikut
bergabung dengan Basrnas memberikan bantuan yang terbaik untuk rakyatnya. Semua
kru televisi ikut meliput acara secara langsung dari pemberangkatan menuju
pantai lepas Samudera Hindia. Bahkan ada salah satu kru televisi swasta ikut
bergabung dengan Basarnas. Meliputi secara langsung pencarian pesawatnya.
Setelah sampai di lokasi
gelombang ombak laut sangat tinggi. Demi keselamatan para penyelam ditunda dulu
menunggu gelombang ombak laut tenang. Daerah itu memang terkenal gelombang
ombak lautnya ganas dan tinggi. Apa lagi kedalam laut yang cukup dalam. Maka
TNI AL menggunakan alat khusus untuk mencari kotak hitam pesawat Sliwedari Air.
Hampir dua pekan tim
Basarnas bersama anggota TNI terbaik mencari kotak hitam pesawat. Akhirnya
kotak hitam berhasil ditemukan di kedalaman air laut enam ribu meter. Terpisah
jauh dari badan pesawat. Kotak hitam pesawat langsung dibawa terbang salah satu
pesawat heli kopter milik TNI AU untuk diteliti di Mabes sebab musabab jatuhnya
pesawat. Sampai berita ditayangkan belum berhasil ditemukan bangkai pesawat
bersama penumpangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar