Kamis, 06 April 2023

Pesawat Sliwedari Air

 

pixabay.com



Oleh  Agus Yuwantoro

Pelukis dan Parfum  Episode ke-59

 

      Berita langsung dari TV One hilangnya kontak pesawat terbang Sliwedari Air. Bertepatan malam pertama pengajian untuk Ayah dan Biungku. Aku tidak bisa tidur. Susah gelisah seluruh badanku terasa lemas. Rasa penasaranku berontak tidak hanya menyaksikan  siaran langsung dari TV One. Tapi semua canel siaran televisi aku buka. Beritanya sama pesawat Sliwedari hilang kontak. Aku mengambil hp langsung membuka layanan internet aplikasi google. Mencari berita terkini tentang pesawat Sliwedari Air. Ternyata benar berita ini.

      Jam setengah dua belas malam

      Bapak Dikin pamitan pulang sebab besok masuk jam pagi. Aku ditemani bapak Supri sopir pribadi Ayahku. Ia sudah tertidur pulas di ruang tengah berselimut sarung cap manggis berwarna cokelat tua motif kotak-kotak bergaris merah. Tidur pulas setengah melingkar persis udang kering.

      Aku kembali nunggu depan layar televisi. Menunggu dan menunggu. Berita terbaru nasib pesawat Sliwedari Air yang hilang kontak. Tidak terasa aku menunggu berita layar televisi sampai menembus lahirnya cahaya mentari di tengah langit jingga. Bersama suara kokok: keluruk ayam jantan saling bersautan bertanda malam berganti pagi. Berhias cahaya matahari pagi menembus dinding langit. Memecahkan kabut berjatuhan menjadi butiran embun hinggap di setiap pucuk dedaunan.

 Cahaya mentari berwarna kemuning keemasan merekah berkembang di plataran langit luas. Burung-burung keluar dari rimbunnya dedaunan berterbangan bebas mengepakkan sayapnya ke alam bebas mencari makan. Sepasang ayam jantan dan betina kawin di bawah cahaya matahari pagi di bawah pohon pisang raja. Setelah itu ayam jantan mengepak-ngepak sayapnya kepala digerakkan kanan kiri setelah itu berkokok: keluruk keras. Sang betina langsung berguling-guling di tanah sambil mengepakkan sayapnya. Sampai bulunya penuh debu tanah.

Sehabis sholat sunnah fajar dan subuh. Aku langsung duduk kembali depan layar televisi. Aku nyalakan televisi. Semua siaran televisi sedang viral memberitakan secara langsung hilang kontaknya pesawat Sliwedari Air. Di layar televisi Aku melihat tim Basarnas: Badan Sar Nasional bersama tenaga sukarelawan turun ke laut lepas. Mencari tanda-tanda hilangnya kontak pesawat Sliwedari Air. Bahkan ada dua kapal Polisi Air Singapura ikut bergabung Basarnas.

Menurut informasi dari radar udara lewat satelit. Pesawat Sliwedari Air nomor penerbangan X. 307 hilang kontak setelah masuk di atas permukaan pantai lepas Samudra Hindia. Cuaca buruk bersama kabut tebal. Sehingga pesawat keluar dari jalur penerbangan. Dari sumber data informasi itu maka pencarian langsung di pusatkan tengah laut lepas Samudera Hindia.

Menurut data perusahaan maskapai penerbangan Singapura jumlah penumpang 75. Terdiri dari kru pesawat 15. Wanita 35 Laki-laki 20 Anak-anak 5. Kebanyakan penumpang pesawat adalah warga negara Indonesia. Bahkan ada satu penumpang anggota polisi Singapura bernama Lee Shim Pret beserta Ibunya. Mau nyekar di makam ayahnya yang berada di daerah Jawa Tengah. Sampai berita ini diturunkan belum ada tanda-tanda ditemukan pesawat.

Sebentar kemudian menyusul berita langsung di layar televisi daftar nama-nama penumpang pesawat Sliwedari Air. Ketika menyebutkan nomor urut ke-39.B ternyata Supraptiwi. Langsung dadaku merasa sesak. Nyas-nyassan. Darahku merasa berjalan panas. Detak jantungku tidak beraturan. Dag dig dug terus menurus setelah mendengar nomor urut itu. Di bawah nomor 39.B adalah nomor 40.B bernama Jebeng. Di kampung terkenal blandar judi pilkades. Bahkan baru saja menang judi rolet di salah satu kota judi di Singapura. Makanya Jebeng membelikan tiket untuk kekasihku Supraptiwi.

Di layar televisi keluarga penumpang pesawat berdatangan menuju depan pintu kantor perwakilan maskapai penerbangan Singapura Jakarta. Memastikan keberadaan keselamatan semua penumpang pesawat Sliwedari Air. Bahkan ada yang syok. Depresi. Stres. Menangis histeris sampai pingsan menunggu jawabannya. Perasaanku sama dengan mereka merasa kehilangan. Bingung. Gelisah. Limbung. Seakan seperti berada dalam alam mimpi. Baru saja aku kehilangan kedua orang tuaku tercinta. Sekarang harus menerima kekasihku. Calon istriku tercinta Supraptiwi belum jelas keberadaannya bersama pesawatnya.

Rasanya aku ingin keluar rumah pergi menuju kantor perwakilan maskapai penerbangan Sliwedari Air. Bergabung dengan keluarga penumpang pesawat. Mencari informasi keberadaan pesawat. Tapi tidak bisa. Aku harus menghormati warga yang ikut ngaji juga kirim doa-doa terbaik untuk kedua orang tuaku. Juga sebagai bentuk bukti darma baktiku dan rasa hormatku kepada kedua orang tuaku.

Jam sepuluh siang lebih lima menit

TV One kembali memberitakan secara langsung telah ditemukan serpihan kursi penumpang dan pelambung pesawat Sliwedari Air berwarna oren di tengah laut lepas. Bahkan ditemukan sepatu, tas, dompet mengapung di pantai. Beberapa tim Basarnas langsung merapat. Mengambil beberapa serpihan dari laut. Diangkat diteliti dengan cermat langsung lapor maskapi penerbangan. Ternyata betul serpihan itu adalah kepingan kursi penumpang milik pesawat Sliwedari Air.

Berarti dengan ditemukan beberapa bukti dari serpihan kursi penumpang juga beberapa barang lainnya. Pesawat Sliwedari Air bersama semua penumpang dan kru pesawat. Kemungkinan tenggelam meledak di tengah laut lepas Samudera Hindia sebab cuaca buruk. Tim Basarnas dengan beberapa pasukan penyelam dari TNI AL menuju titik pusat ditemukan serpihan pesawat. Rencana awal tim penyelam ingin menyelam dasar lautan memastikan keberadaannya pesawat. Tapi terhalang hujan deras dan ombak lautnya sangat besar.

Ternyata pesawat Sliwedari Air tenggelam meledak di kedalaman air laut Samudera Hindia sekitar lima ribu meter. Cuaca sangat buruk. Angin kencang. Hujan deras bersama gelombang laut sangat besar. Maka ditunda untuk menyelam menunggu cuaca bersahabat. Demi kesalamat semua tim gabungan Basarnas meninggalkan lokasi kembali ke pangkalan. Menunggu cuaca yang terbaik untuk melacak kembali keberadaan pesawat Sliwedari Air.

Dua hari kemudian cuaca sangat cerah di pangkalan berdatangan tim Basarnas bahkan mendapatkan bantuan dari anggota TNI AU, AL dan AD juga dua kapal Polisi Air Singapura ikut bergabung dengan Basrnas memberikan bantuan yang terbaik untuk rakyatnya. Semua kru televisi ikut meliput acara secara langsung dari pemberangkatan menuju pantai lepas Samudera Hindia. Bahkan ada salah satu kru televisi swasta ikut bergabung dengan Basarnas. Meliputi secara langsung pencarian pesawatnya.

Setelah sampai di lokasi gelombang ombak laut sangat tinggi. Demi keselamatan para penyelam ditunda dulu menunggu gelombang ombak laut tenang. Daerah itu memang terkenal gelombang ombak lautnya ganas dan tinggi. Apa lagi kedalam laut yang cukup dalam. Maka TNI AL menggunakan alat khusus untuk mencari kotak hitam pesawat Sliwedari Air.

Hampir dua pekan tim Basarnas bersama anggota TNI terbaik mencari kotak hitam pesawat. Akhirnya kotak hitam berhasil ditemukan di kedalaman air laut enam ribu meter. Terpisah jauh dari badan pesawat. Kotak hitam pesawat langsung dibawa terbang salah satu pesawat heli kopter milik TNI AU untuk diteliti di Mabes sebab musabab jatuhnya pesawat. Sampai berita ditayangkan belum berhasil ditemukan bangkai pesawat bersama penumpangnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar