Rabu, 08 Februari 2023

Bapak Suherman Masuk UGD

 

pixabay.com


Pelukis dan Parfum Episode : 46

Oleh. Agus Yuwantoro

 

 

      Tepat jam tiga sore bapak Suherman masuk Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit jantung Jakarta. Aku menunggu di ruang tunggu UGD. Seluruh badanku terasa lemas. Duduk di kursi tunggu kepalaku aku sandarkan pada tembok. Hanya doa-doa terbaik lahir dalam batinku paling dalam. Semoga bapak Suherman cepat sadar. Sehat kembali. Aku melihat beberapa dokter keluar masuk ruangan UGD. Memberikan pelayanan terbaik pada bapak Suherman.

     Hampir dua jam bapak Suherman masih di UGD belum ada informasi tentang keadaannya. Baik dari perawat juga Dokter jaga dari UGD. Di ruang tunggu UGD seperti ruangan penantian antara kehidupan dan kematian setiap manusia yang masuk. Aku tetap masih setia menunggu di ruang tunggu UGD. Hanya aku satu-satunya teman akrabnya bapak Suherman. Bahkan sudah seperti saudaraku sendiri. Juga pelanggan setiaku mau membeli dan pesan berbagai macam bentuk dengan tema apapun. Aku siap melukis susuwai dengan pesanannya.

      Aku jadi teringat waktu di Bali sebelum muncul wabah covid 19 yang meluluh lantakan semua sendi perekonomian Indonesia. Bahkan wabah ini mampu mengoncang perekonomian dunia Internasioanl. Sebelum lahir wabah covid 19. Bapak Suherman menyuruh melukis foto istri tercinta menurut kabar tewas tenggelam bersama jebolnya bendungan yang ia bangun ketika ke Jakarta untuk meandatangani kontrak terbarunya. Foto ukuran dua kali tiga hitam putih selalu disimpan dalam dompet kulit berwarna hitam. Ingatanku masih terasa hangat dalam otakku. Waktu itu sengaja berkunjung kerumah kontrakanku bapak Suherman mendekatiku

      “Mas tolong dilukis istri tercinta bapak Ya?”

      “Ya ya…“

      “Ini fotonya.“

     “Ya bapak yang agak besar ada gak?”

     “Tidak ada cuma tinggal ini Mas.“

     “Iya ya…“

“Tolong dilukis dengan perasaan ya Mas.“

“Iya ya bapak. Kok persis wanita Mandarin Jepang ya bapak?“

“Betul rambon: Perkawinan campuran mantan Tentara Jepang dengan gadis Pribumi.“

“Ko bisa ya?“

“Iya dulu ada salah satu Tentara Jepang membelot bantu para pejuang Indonesia. Bahkan melatih bela diri, memainkan senjata api.“

“Termasuk pelatih Peta ya bapak.“

“Iya ya Mas.“

“Laa bapak kenalnya dimana?”

“Panjang ceritanya Mas.“

“Oo gitu too?”

“Intinya sewaktu bapak menjadi salah satu pimpinan proyek bendungan di Desa Wadas bapak kenal dia namanya Wagiyem bakul nasi pecel.“

“Cantik ya bapak.“

“Super cantik Mas.“

“Lalu?“

“Akhirnya bapak betul-betul jatuh cinta.“

“Lalu?”

“Bapak nikah resmi satu tahun kemudian punya anak laki-laki. Sayang bapak belum sempat memberi nama.“

“Kenapa?”

“Pada malam acara ritual potong rambut. Bapak harus ke Jakarta di telpon pimpinan pusat untuk presentasi dan tanda tangan kontrak selanjutnya. Bapak tidak sempat menyaksikan potong rambut dan pemberian nama anak tercinta.“

“Demi tugas ya bapak.“

“Iya Mas. Tapi sayang Mas?”

“Kenapa?”

“Sewaktu bapak mau pesen tiket pulang kampung ke desa Wadas. Bapak di telpon para mandor bangunan proyek bendungan. Bahwa bendungan yang mengarah kampung istri anak dan tetanggnya bapak tenggelam tewas bersama jebolnya bendungan itu Mas.“

“Sesudah itu.“

“Bapak terus mencari dan mencari sampai sekarang ini. Makanya bapak pesen dilukis istri bapak ini yang terbagus terbaik tercantik ya Mas dengan perasaan penuh kasih sayang ya Mas.“

“Siapp.“

“Berapun ongkos melukis bapak sudah siapkan Mas.“

“Itu masalam gampang Bapak.“

“Oke terima kasih ya Mas. Tapi bapak minta.“

“Apa bapak.“

“Dari awal melukis bapak harus mendampingi sampai lukisan istri bapak selesai ya Mas.“

“Oke oke Bapak.“

  Satu minggu kemudian lukisan istri tercinta bapak Suherman jadi. Aku lukis dengan cat berwarna susuwai dengan pesanannya. Begitu jadi lukisan itu bapak Suherman berjam jam menikmati lukisan istrinya. Bahkan ketika mau tidur dibawa ke kamar tidur. Dipeluk. Dicium. Diraba raba kedua pipinya dan bibirnya memerah basah.

Ketika bangun pagi bapak Suherman mendekatiku berbisi pelan pelan.

“Mas mas tadi malam bapak mimpi bercinta dengan istri bapak.“

“Waouu ko bisa.“

“Bapak sangat mencintainya Mas.“

“Hebat luar biasa.“

“Dekat sini Mas jangan bilang siapa siapa ya?“

“Ada apa?”

“Bapak sembuh dari peluh: Impotensi bapak bisa ireksi kembali Mas.“

“Alhamdulillah alhamdulillah.“

“Iya ya Mas bisa ireksi lagi Mas,” jawab bapak Suherman seperti anak kecil jingkrak-jingkrak semringgah bombong bungah. Kemudian memeluk aku rapat sekali.

 Akupun tersenyum ternyata lukisanku bisa mengobati penyakit peluh: Impotensi bapak Suherman. Menurut pengakuannya sudah puluhan dokter kelamin terbaik di Ibu Kota Jakarta diperiksa tetep gagal tidak sembuh. Tetep peluh: Impotensi semenjak istri anak tercinta dinyatakan tewas tenggelam bersama jebolnya bendungan yang ia bangun.

Bahkan pernah berobak ke Singapura, Cina sampai Belanda tetep peluh tidak bisa ireksi alat kelaminnya. Tapi entah kenapa dengan hasil lukisanku sangat sederhana mampu mengobati penyakit peluh: impotensinya. Gara-gara melihat. Menimati. Lukisan istrinya bapak Suherman sembuh total dari penyakit peluh : impotensi. Mungkin rasa cinta super tulus ihklas dalam lubuk hati paling dalam. Cinta mampu menyembuhkan segala rasa juga perasaannya.

Aku kaget dari lamunanku ketika pundakku di pegang oleh Dokter spesial jantung teman akrabnya bapak Suherman. Juga menolong Biung masang ring tiga dari serangan penyakit jantung.

“Loo ko malah ngalamun ya Mas.“

“Enggak Dok.“

“Laa itu masih bengong.“

“Enggak kok Dok. Gimana keadaannya bapak Suherman.“

“Semua baik, dari detak jatung, tensi, gula darah dan lainnya.“

“Syukurlah.“

“Cuma butuh waktu untuk istirahat.“

“Iya ya sudah tiga hari tiga malam tidak istirahat.“

“Iya nanti nunggu kedatangan Dokter spesial terapi kepala dan otak Dokter Jiman alumni falkutas terapis dari Negri Matahari Jepang. Asli orang Wangon malah orang desa dari Gunung Putri Cingkang.”

“Kapan datangnya Dok.“

“Sebentar lagi Mas.“

“Terima kasih Ia juga seorang Dokter juga kolektor lukisan ko Mas.“

“Iya too Dok “

“Iya bahkan pernah diberi lukisan gerobak sapi sedang memuat padi berjalan dipinggiran bibir jalan persawahan dari bapak Suherman. Malah gratis ko Mas.“

“Ituu kan lukisanku dengan tema Gerobak Sapi Memuat padi di jalan pancasan.“ Bisikku sambil tersenyum sendiri.

“Laa ko malah diam ya Mas.“

“Gak lah Dok. Jadi nunggu Dokter Jiman ya Dok.“

“Betul betul ia ahli terapi jaringan otak dan kepala.“

“Hebat ya Dok.“

“Makanya sebelum kami skem daerah kepala bapak Suherman atas rekomendasi beberapa Dokter. Memanggil Dokter Jiman spesialis dokter bagian kepala juga ahli totok tusuk jarum, Mas.“

“Terima kasih Dok.“

“Laa kondisi Biung gimana?”

“Semakin sehat Dok.“

“Syukurlah.“

“Terima kasih ya Dok.“

“Itu sudah kewajiban Dokter ko Mas.“

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar