Ari K
Bening, namanya sebening wajahnya. Berparas ayu dengan hidung mancung dan lesung pipit menghiasi pipinya yang merona. Dia gadis penari yang selalu dinanti para pemuda dalam setiap pertunjukan dusun Kelana.
Malam ini tepat jam sembilan malam liukan tubuh Bening disambut riuhnya penonton yang selalu memuji keelokan wajah dan gerakan tari gadis ayu ini. Senyumnya sangat dinantikan semua orang, tak terkecuali pemuda tampan anak saudagar beras desa sebelah. Rama namanya, pemuda santun dengan tubuh tegap perkasa. Diam-diam dia selalu menunggu Bening dengan pesonanya menari di bawah sinar rembulan. "Senyumnya sangat menawan. Andai aku bisa mengenalnya lebih dalam" ujarnya. Diluar dugaan Rama, tiba-tiba Bening mengalungkan selendangnya dan mengajak Rama menari bersama. Degup jantung kian menderu mendamba tatap mata dan senyuman yang membawa angan terbang ke awan. Isyarat alam diterima sarat makna dua sejoli ini. Tatapan mata keduanya bertemu dan memijarkan rasa yang tak menentu. Bertaut dalam balutan malam dan alunan musik yang menggema. Dalam keriuhan sorak sorai penonton, sepasang muda mudi ini bahkan tenggelam dalam rasa yang tertaut.
"Kau
membuatku jatuh hati, Bening. Izinkan aku untuk mengenalmu lebih dalam.
Seketika wajah bening muram dan memalingkan pandangannya. Bening tak dapat
memungkiri desiran aneh dalam dadanya namun dia tak mampu menerima getaran rasa
agung itu serta merta. Dengan perlahan Bening melepaskan genggaman tangan Rama.
Sambil menggeleng pelan Bening berlalu dan tak kuasa meneteskan buliran bening
dari sudut matanya. Maafkan aku Rama, ketua rombongan tari telah mengikatku
dengan mantra yang dengannya aku tak boleh mencinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar