Don Jago
Di samping gedung tuah lokasi Jalan Soeharto di dekat Jalan Kihajar Dewantara belok ke atas, tampak dari barat laut dederetan jendela terbuka menganga. Semuanya dipasang kaca menyilau setengah retak dan kau akan lihat beribu-ribu patung yang terpaku di atas kursi. Mata mereka seperti sedang kantuk tetapi di dalamnya merah menanah dan gigi-gigi mereka menggertak. Seperti sedang mencari makanan renyah yang tak kunjung datang.
Suara Ibu terdengar bagai bunyi lelipitan nyiur dedaunan itu dari lirik lagu sepoi: "Kau akan dipasung, sesungguhnya engkau dihajar oleh para dewa yang murtad yang menjadi warga biasa dan mereka sedang dimadu dalam racunnya kertas api bola bandul!". Lembutnya bagai bisikan pengantin baru: "Mengapa malas belajar?" dia adalah anak lelaki remaja yang sulit diatur karena usia pubertas.
Alun-alun di jalan Kihajar Dewantara tampak unik dan klasik.
Melangkung mendaki halus, bagai pinggul biduan. Tetapi bukan untuk sebuah
panggung melainkan untuk sebuah sesuguhan. Pasar senja di pusaran sunset dengan
buku-buku novel yang memanjakan hati : "Kalau malas belajar nanti kau kan
malas bekerja, Nak!"
dan memang itu jalan tuah yang sungguh megah.
Don-Jago lahir di Lio
Flores-NTT. Founder pada Komunitas Nua Sastra Lio. Pendiri Taman Baca.
Laki-laki kelahiran 20 Juli 1989 ini merupakan penggemar setia EIGER Adventure
Store, dan suka menulis dengan tantangan dan gaya kontemporer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar