Oleh. Agus Yuwantoro
Pelukis dan Parfum Bab. 31
Benar yang disampaikan tiga Polisi
Singapura seragam Jas Ket warna biru dongker. Komandan Markas Besar Pusdiklat
Forensik ahli sidik jari datang. Mobil Pajero Sport seri terbaru berwarna cokelat
tua leres merah biru di tengah. Kaca mobil belakang bertulis Pasukan Khusus
Ahli Sidik Jari Polisi Singapura warna kuning menyala. Di tengah bawah pintu
mobil Pajero Spot ada tulisan huruf balok berwarna merah. Markas Besar
Pusdiklat Forensik Polisi Singapura Nomer 5543001 EG. Berhenti persis depan
pintu besi rumah Kim Sam.
Jam lima sore waktu Singapura.
Menjelang senja di Sangpura hampir sama
dengan kampungku. Ketika senja datang dinding langit mulai berubah warna.
Awalnya dinding langit masih meluas berwarna membiru. Sekelompok burung kuntul
berwarna putih satu-persatu berterbangan hinggap rimbunnya pohon bambu.
Bertanda senja akan lahir. Berhias semburat cahaya kemilau berwarna kemuning
ke-emasan. Matahari mulai terbenam dipojok timur. Burung-burung berterbangan
hinggap rimbunnya dedaunan. Sepasang kunang-kunang berterbangan membawa cahaya
kelap-kelip dibalik bebatuan wadas. Bertanda senja datang bersama gema suara
adzan maghrib dari corong Toa berwarna biru telur bebek diatas menara tempat
ibadah Islam.
Di Singapura ketika senja datang. Ratusan
cahaya lampu-lampu mulai menyala. Pancaran cahaya lampu-lampu di Hotel seperti
warna pelangi. Bercahaya indah berwarna warni. Persis cahaya kunang-kunang
dikampungku. Burung gereja, emprit berterbangan memutar- mutar kemudian hinggap
gelapnnya dedaunan.
Jam lima lebih sepuluh menit waktu
Singapura.
Komandan turun dari mobil Pajero Spot.
Tinggi badannya seratus enam puluh lima. Badannya tegap. Memakai kaos panjang
hitam strit. Tampak gumpalan bentuk badannya dari pundak, bahu, dada juga pergelangan
tangan. Tampak kekar berotot. Di belakang kaos bertulis Komandan Forensik.
Depan dada sebelah kanan ada tulisannya Lim Swin Pret. Memakai topi hitam
ditengah ada gambar bintang satu berwarna kuning keemasan. Sebelah kanan
pinggang ada pistol genggang seri terbaru Tahun 2022. FN.509 MRD.LE. Pistol
LAPD. Sebelah kiri pinggang ada senjata eletrik berbentuk bundar lurus sekitar
sepuluh senti berwarna hitam. Memegang alat kecil elektronik berwarna kuning.
Di pojok sebelah kiri ada antene sepanjang dua meter. Diatas antene ada lampu
merah menyala. Sebagai alat menditeksi melacak keabsahan bekas sidik jari di
TKP. Wajah komandan ditutupi dengan alat
khusus. Semua pasukan berbaris tegap lurus berbanjar. Pasukan dengan senjata
laras panjang tipe seri M.16 langsung berlarian menyusul masuk barisan posisi
berbanjar. Semua berdiri dengan sikap sempurna. Berdiri tegak. Sang Komandannya
datang serempak kompak hormat tegak dengan sikap sempurna.
Komadan langsung masuk ke TKP. Melacak
monitor lektop hasil pemeriksaan awal sampai terakhir. Memutar kembali vidio
peragaan Supraptiwi dari bangun tidur sampai menaruh minuman teh manis diatas
meja. Cuma butuh sepuluh menit mengakses semua hasil rekaman di layar lektop.
Sebentar kemudian menutup lektop. Sinyal antene menyala merah bersama suara
diteksi. Alat monitor antena mengarah setiap pojok dinding rumahnya Kim Sam.
Lima menit kemudian komandan menyuruh empat anak buahnya berseragam Jas Ket.
Membongkar setiap pojokan kamar yang ditutupi bunga mawar plastik berwarna merah.
Empat petugas dengan teliti membongkar
bunga mawar plastik merah. Ternyata
dalam bunga mawar plastik ada alat monitor CCTV. Merekam setiap gerakan
di ruangan rumah Kim Sam. Komandan langsung memerintahkan kembali untuk
membongkar setiap pojok ruangan rumahnya Kim Sam. Setelah terlihat kamera
monitor CCTV. Komandan masuk ruangan khusus pribadinya Kim Sam. Tempat
terjadinya keluarga besar tewas dengan posisi duduk di kursi. Cuma lima menit
komandan mampu membongkar setiap alat monitor CCTV disetiap pojok ruangan
khusus pribadi Kim Sam.
Alat khusus pasukan Forensik ahli spesial
sidik jari dibawa Komandannya. Tidak butuh mengintrograsi aku dan Suprapiwi.
Dari peragaan mau tidur. Bangun tidur sampai membuat teh manis ditaruh meja
ruangan khusus pribadi Kim Sam. Komandan tidak banyak bicara hanya menunjuk
kesana kesini. Semua anak buahnya dengan cepat melaksanakan semua perintahnya.
Semua alat monitor CCTV di kumpulkan satu meja. Semua data diolah kembali dalam
lektop. Hasilnya kelihatan semua aktifitas
di rumah Kim Sam. Bahkan mampu merekam semua kegiatan satu bulan sebelum
tewasnya keluarga besar Kim Sam.
Komandannya dengan cekatan tanpa bicara
mengolah data sampai mendekati detik-detik hari jam tempat tewasnya semua
keluarga Kim Sam. Hasilnya : ternyata Kim Sam sebelum menaruh racun dalam teh
manis dalam gelas. Berjalan menuju kamar sebelah Supraptiwi. Di situ ada satu
gelasnya Suprptiwi diambil Kim Sam dengan kaos tangan khusus. Maka jelas tidak
terditeksi sidik jarinya Kim Sam yang ada sidik jarinya milik Supraptiwi.
Sebagai landasan hukum positif : menuduh Supraptiwi pembunuh tunggal.
Komandannya tidak hanya sekali mengolah,
berkali-kali menyimak, mempelajari hasil rekaman proses bunuh diri massal
keluarga Kim Sam lewat CCTV. Bahkan diputar di tengah anak buahnya
berkali-kali. Sambil komentar dengan bahasa aneh. Anak buahnya domblong.
Kebingaungan. Ketika komandannya komentar di depan anak buahnya.
“Kaya kiye baen ora pada teyeng, goblok !
teyengge badhok karo turu tok?“ ( begini aja tidak ada yang bisa, bodoh !
bisanya cuma makan dan tidur )
Semua anak buahnya diam. Tidak satupun
berani menjawab. Kemudian komentar lagi.
“Kiyee pada delengnna ya?,
utek-e pada dienggo, goblok, goblok!“ (Ni lihat semuanya, otaknya dipakai,
bodoh, bodoh!)
Semua anak buahnya diam membisu.
“Ora sah takon karo tertuduh, percuma wis diklat ngilmu sidik
jari pada goblok kabeh.“ (Tidak usah bertanya pada sang tertuduh sudah ikut
Diklat Ilmu Sidik Jari pada bodoh semuanya, otaknya dipakai)
Anak buahnya diam.
“Ngenne pada merek kiyee tak warahi carane mendeteksi sidik
jari.“ (Sini pada merapat ni saya ajari cara mendeteksi sidik jari) Komentar
komandan sambil menunjukkan tangan kesan kesini. Memperagakan cara meneliti TKP
secara proposional sesuwai kopentensinya dan S.O.P: Standar Operasi Pelayanan.
Aku agak kaget ketika Komandannya bicara dengan logat bahasa
Banyumasan persis di kampungku.
“Apakah komandan itu si Kampret adiknya Jitong. Ayahnya tewas
gara-gara sarapan lauk gorengan tempe bongkrek. Biuangnne arananne yu Walmi
ramanne Pak Gendhon apa ya?” bisikku dalam hati sambil memperhatikan
gerak-geriknya komandannya. Hampir belasan tahun aku belum pernah ketemu si
Kampret. Aku masih ingat ada tahi lalat hitam disebelah kiri pipinya si
Kampret. Tapi komandan itu memakai penutup wajah. Jadi aku belum berani
memastikan itu si Kampret adik kandungnya Jitong. Setelah tamat esempe dibawa
Biung ke Singapura. Biung-e Kampret nikah resmi dengan orang Singapura
pengusaha plastik bernama Lee. Kata tetangganggku dulu.
Supraptiwi tersenyum-senyum ketika mendengar komadan
mengatakan.
“Pada goblok!, bisane mung bhadok karo kedengan baen kok lah,
ngonno kok bisa -bisane dadi Polisi pada bayar sepira ya ?“ ( “Pada bodoh!
bisanya cuma makan dan tiduran, gitu saja bisa jadi anggota Polisi pada nyuap
berapa ya?” )
Supraptiwi mendekatiku sambil berbisik pelan-pelan.
“Mas komadannya apa wong Banyumas ya “
“Sett diam.“
“Iya ya Mas.“
“Ayoo duduk dipojok sana aja.“
“Iya ya Mas “
“Ayooo “
“Persis wong Banyumas daerah Ajibarang ya mas medhok kok
bahasan-ne ya “
“Settt diam Dik“
Aku dan Supraptiwi menjauh dari petugas Polisi Singapura.
Semua petugas Polisi sangat serius. Sibuk membuka lagi monitor CCTV di setiap
pojok ruangan rumahnya Kim Sam. Mengolah data. Meneliti dengan cermat.
Berdiskusi. Rapat. Menyimpulkan apakah ? Supraptiwi gadis Munggangsari pelaku
utama terbunuhnya keluarga besar Kim Sam. Atau sebaliknya Supraptiwi bebas dari
segala tuduhan dan hukuman mati. Sebagai ditemukan bukti kuat hasil semua
rekaman monitor CCTV Kim Sam. Kekuatan hukum positif : untuk membebaskan semua
tuduhan dan sangsi hukuman mati Supraptiwi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar