Firsty
Julietanti
“Mba Dani, cantik juga! Kapan menyusul?” Aku tersenyum, tak sepatah kata pun merespon ujaran tamu yang datang malam ini. Aku sadar keberadaanku di acara pertunangan Dini, adik kandungku, benar-benar mengusik mata. Senyum dan wajah ceria yang kupertontonkan di setiap sudut ruangan ternyata tak mampu menggerus kegelisahan ayah ibuku. Beberapa kali kudapati mata mereka megamatiku dari jauh. Aku membalasnya dengan senyum dan lambaian tangan untuk menguatkan bahwa aku baik-baik saja. Dan aku memang baik-baik saja.
“Tentukan pilihan suami untukmu! Ayah minta, saat pernikahan adikmu nanti, kamu sudah ada calon suami yang mendampingimu. Satu hari sebelum pernikahan adikmu, kamu akan bertunangan dengan lelaki itu!” Aku tercekat! Serasa ada batu besar telah menghantam dadaku. Ingin sekali batu ini kusingkirkan agar aku dapat bernapas lega. Namun, aku takut, batu ini dapat melukai ayahku.
“Sampaikan ke Mas
Andra, temui Ayah besok siang sepulang dari kantornya!” Aku hanya mengangguk
lemah saat ayah mengucapkannya di pintu keluar dari kamarku. Mas Andra adalah
sosok yang baru aku kenal beberapa hari yang lalu. Tiba-tiba HPku bergetar.
Kubaca pesan yang memintaku menemuinya besok siang di kampus lama. Saat kubaca
nama pengirimnya, dialah pemilik nama yang telah mengisi sebagian hidupku di
bangku kuliah,dan itu bukan Mas Andra. Aku hanya bisa membalas pesannya, maaf,
kau bukan jodohku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar