Minggu, 15 Mei 2022

Reuni

 

pixabay.com


Marsusiah

 

Berbagai jenis sembako sudah terkumpul. Beras, minyak goreng, gula pasir telor dan mie instan menumpuk di ruang tamu rumah Tono. Barang- barang itu siap dikemas menjadi paketan sembako untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan.

***

Tidak terasa besok sudah hari Mnggu pekan ketiga. Adalah jadwalku berangkat pertemuan dengan teman-teman alumni SMP.

Ya, setiap bulan di pekan ketiga adalah jadwal kumpul bareng dengan alumni SMP.

Di kalender sudah aku lingkari tanggal-tanggal penting itu. Penting? Ya penting bagiku karena tanggal itu merupakan waktu untuk mempererat tali silaturahmi, waktu untuk mempertahankan persaudaraan yang sudah dibangun sekian lama dan tentu saja sebagai tempat saling berbagi cerita.

Tin… tin… tin… suara klakson motor di depan rumah. Aku bergegas lari membuka pintu depan.

“Sebentar Nan, aku ambil tas dahulu. Sini masuk dulu…,” aku mempersilakan masuk sahabatku Nani yang akan berangkat bersama ke Reuni SMP.

 “Tidak usah Fit, aku menunggu di luar saja,” jawab Nani.

            “Fitri… mengapa kamu pakai kaos itu,” teriak Nani ketika aku keluar dengan memakai kaos warna merah seragam alumni.

“Bukannya sekarang jadwal pakai seragam ini…?” jawabku.

“Bukan Fit…, sekarang kita memakai seragam yang warna biru, sudah disepakati di pertemuan bulan kemarin.”

            Alumni SMP memang mempunyai dua seragam kaos warna merah dan warna biru.

Bergegas aku masuk ke rumah kembali ganti seragam warna biru.

“Ayo Nan kita berangkat, teman-teman mungkin sudah kumpul.”

            Berboncengan sepeda motor kami berangkat menuju titik kumpul di rumah salah satu alumni yang ditunjuk menjadi ketua alumni.

            Setelah dirasa cukup personilnya, Tono, sang ketua mengawali seremonial acara.

            “Kita bagi menjadi tiga tim, sesuai mobil pengangkut yang sudah disiapkan,” Tono mengawali sambutannya. Tim dibagi dengan menyesuaikan wilayah alumni agar paham lokasi dan warga yang akan dikunjungi sebagai sasaran bantuan, dibantu juga dari wilayah lain yang wilayahnya belum mendapat bagian tahun ini.

            Satu mobil dinaiki dua orang yang nyetir dan satu teman, kemudian diiringi 10 sepeda motor di belakangnya. Nama-nama yang masuk tim dibacakan oleh ketua Tim.

            “Aku tidak mau di tim dua,” tiba-tiba Nani menyeletuk dari belakang dengan wajah yang terlihat memerah. Semua kaget mendengarnya.

            “Tim dua membagi di wilayah kamu, Nani, jadi kamu yang tahu warga di sana,” kata ketua.

            “Aku ingin ke wilayah yang lain saja, bukankah ada Lani dan Novi juga dari wilayah saya…,” ketus Nani.

            “Yang lalu biarlah berlalu Nani…,” kelakar teman-teman. Akhirnya teman-teman tersadar setelah Nani menyebut nama Novi. Sejak sekolah dahulu Nani dan Novi sering bertengkar. Nani dan Novi menyukai cowok yang sama di sekolahnya. Terakhir diketahui setelah lulus SMP hubungan mereka lebih memanas, pasalnya cowok teman dekatnya Nani, dahulu disebut-sebut sebagai pacar, ternyata jalan bareng dengan Novi. Dan akhirnya menikah dengan Novi dan tinggal di luar kota. Rupanya kecemburuan itu masih tersimpan sampai sekarang.

            “Kita adalah saudara, maafkanlah kesalahan masa lalu…,” berkata lirih sang ketua sambal mendekati Nani.

            “Aku belum bisa melupakan, kalau melihat wajahnya, semua terbayang seolah baru kemarin kejadiannya…,” kata Nani lirih.

            “Tujuan reuni ini untuk memperertat silaturahmi, jadi tahan emosimu dan terima apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya.

***

Pertemuan kali ini memang istimewa, kita tidak hanya kumpul-kumpul, tetapi kami akan membagi paket sembako kepada warga kurang mampu di sekitar rumah tempat tinggal alumni. Kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur terbentuknya perkumpulan alumni yang kesepuluh tahun. Dana untuk membeli sembako kita kumpulkan dari sumbangan teman-teman alumni dengan jumlah yang beragam. Bagi alumni yang mempunyai usaha sukses tentu saja memberikan sumbangannya lebih banyak dibandingkan alumni yang lain. Tidak semua warga kurang mampu di kampung wilayah alumni kita berikan sumbangan, tentunya akan dibutuhkan banyak sekali sembako yang harus dibagikan apabila semua kampung wilayah alumni harus diberi. Kita buat bergiliran, kali ini di kampung wilayah timur lokasi SMP tempat kita bersekolah dahulu.

Tiga mobil bak terbuka yang akan mengangkut sembako sudah siap di halaman rumah Tono yang sekaligus sebagai ketua tim kegiatan ini.

“Ayo semua segera bersiap berangkat dengan timnya masing-masing. Semoga kegiatan kita berjalan lancar,” ketua tim melepas keberangkatan kami.

“Terimakasih, semoga rezekinya bertambah lancar, sehat selalu….”

“Aamiin,” jawab kita serempak ketika salah satu warga mengucapkan doa setelah diberi paket sembako.

Mobil pengangkut paket sembako sudah kosong, sudah selesai pembagian paket sembako. Semua tim kembali ke titik kumpul.

“Capek juga ya hari ini…” kata ketua tim. Tapi saat membagi paket sembako tidak merasa capek, senang dan gembira yang dirasakan.

Hari sudah sore, aku dan teman-teman berpamitan pulang. Sampai ketemu lagi di reuni bulan depan.

***

 


Marsusiah, tinggal di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, aktif mengajar di PAUD AS-SYIFA Bumisari, pengalaman pertama menulis cerpen.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar