Marsusiah
Berbagai
jenis sembako sudah terkumpul. Beras, minyak goreng, gula pasir telor dan mie
instan menumpuk di ruang tamu rumah Tono. Barang- barang itu siap dikemas
menjadi paketan sembako untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan.
***
Tidak
terasa besok sudah hari Mnggu pekan ketiga. Adalah jadwalku berangkat pertemuan
dengan teman-teman alumni SMP.
Ya,
setiap bulan di pekan ketiga adalah jadwal kumpul bareng dengan alumni SMP.
Di
kalender sudah aku lingkari tanggal-tanggal penting itu. Penting? Ya penting
bagiku karena tanggal itu merupakan waktu untuk mempererat tali silaturahmi,
waktu untuk mempertahankan persaudaraan yang sudah dibangun sekian lama dan
tentu saja sebagai tempat saling berbagi cerita.
Tin…
tin… tin… suara klakson motor di depan rumah. Aku bergegas lari membuka pintu
depan.
“Sebentar
Nan, aku ambil tas dahulu. Sini masuk dulu…,” aku mempersilakan masuk sahabatku
Nani yang akan berangkat bersama ke Reuni SMP.
“Tidak usah Fit, aku menunggu di luar saja,”
jawab Nani.
“Fitri… mengapa kamu pakai kaos itu,”
teriak Nani ketika aku keluar dengan memakai kaos warna merah seragam alumni.
“Bukannya
sekarang jadwal pakai seragam ini…?” jawabku.
“Bukan
Fit…, sekarang kita memakai seragam yang warna biru, sudah disepakati di
pertemuan bulan kemarin.”
Alumni SMP memang mempunyai dua
seragam kaos warna merah dan warna biru.
Bergegas
aku masuk ke rumah kembali ganti seragam warna biru.
“Ayo
Nan kita berangkat, teman-teman mungkin sudah kumpul.”
Berboncengan sepeda motor kami
berangkat menuju titik kumpul di rumah salah satu alumni yang ditunjuk menjadi
ketua alumni.
Setelah dirasa cukup personilnya,
Tono, sang ketua mengawali seremonial acara.
“Kita bagi menjadi tiga tim, sesuai
mobil pengangkut yang sudah disiapkan,” Tono mengawali sambutannya. Tim dibagi
dengan menyesuaikan wilayah alumni agar paham lokasi dan warga yang akan
dikunjungi sebagai sasaran bantuan, dibantu juga dari wilayah lain yang
wilayahnya belum mendapat bagian tahun ini.
Satu mobil dinaiki dua orang yang
nyetir dan satu teman, kemudian diiringi 10 sepeda motor di belakangnya.
Nama-nama yang masuk tim dibacakan oleh ketua Tim.
“Aku tidak mau di tim dua,”
tiba-tiba Nani menyeletuk dari belakang dengan wajah yang terlihat memerah. Semua
kaget mendengarnya.
“Tim dua membagi di wilayah kamu,
Nani, jadi kamu yang tahu warga di sana,” kata ketua.
“Aku ingin ke wilayah yang lain
saja, bukankah ada Lani dan Novi juga dari wilayah saya…,” ketus Nani.
“Yang lalu biarlah berlalu Nani…,”
kelakar teman-teman. Akhirnya teman-teman tersadar setelah Nani menyebut nama
Novi. Sejak sekolah dahulu Nani dan Novi sering bertengkar. Nani dan Novi
menyukai cowok yang sama di sekolahnya. Terakhir diketahui setelah lulus SMP
hubungan mereka lebih memanas, pasalnya cowok teman dekatnya Nani, dahulu
disebut-sebut sebagai pacar, ternyata jalan bareng dengan Novi. Dan akhirnya
menikah dengan Novi dan tinggal di luar kota. Rupanya kecemburuan itu masih
tersimpan sampai sekarang.
“Kita adalah saudara, maafkanlah
kesalahan masa lalu…,” berkata lirih sang ketua sambal mendekati Nani.
“Aku belum bisa melupakan, kalau
melihat wajahnya, semua terbayang seolah baru kemarin kejadiannya…,” kata Nani
lirih.
“Tujuan reuni ini untuk memperertat
silaturahmi, jadi tahan emosimu dan terima apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
***
Pertemuan
kali ini memang istimewa, kita tidak hanya kumpul-kumpul, tetapi kami akan
membagi paket sembako kepada warga kurang mampu di sekitar rumah tempat tinggal
alumni. Kegiatan ini sebagai ungkapan rasa syukur terbentuknya perkumpulan
alumni yang kesepuluh tahun. Dana untuk membeli sembako kita kumpulkan dari sumbangan
teman-teman alumni dengan jumlah yang beragam. Bagi alumni yang mempunyai usaha
sukses tentu saja memberikan sumbangannya lebih banyak dibandingkan alumni yang
lain. Tidak semua warga kurang mampu di kampung wilayah alumni kita berikan sumbangan,
tentunya akan dibutuhkan banyak sekali sembako yang harus dibagikan apabila
semua kampung wilayah alumni harus diberi. Kita buat bergiliran, kali ini di kampung
wilayah timur lokasi SMP tempat kita bersekolah dahulu.
Tiga
mobil bak terbuka yang akan mengangkut sembako sudah siap di halaman rumah Tono
yang sekaligus sebagai ketua tim kegiatan ini.
“Ayo
semua segera bersiap berangkat dengan timnya masing-masing. Semoga kegiatan
kita berjalan lancar,” ketua tim melepas keberangkatan kami.
“Terimakasih,
semoga rezekinya bertambah lancar, sehat selalu….”
“Aamiin,”
jawab kita serempak ketika salah satu warga mengucapkan doa setelah diberi
paket sembako.
Mobil
pengangkut paket sembako sudah kosong, sudah selesai pembagian paket sembako.
Semua tim kembali ke titik kumpul.
“Capek
juga ya hari ini…” kata ketua tim. Tapi saat membagi paket sembako tidak merasa
capek, senang dan gembira yang dirasakan.
Hari
sudah sore, aku dan teman-teman berpamitan pulang. Sampai ketemu lagi di reuni
bulan depan.
***
Marsusiah, tinggal di
Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, aktif mengajar di
PAUD AS-SYIFA Bumisari, pengalaman pertama menulis cerpen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar