Senin, 09 Mei 2022

Maafkan Ines, Mak

 

pixabay.com

Juli Antinah

 

Ines bergegas berjalan menuju sebuah bank ternama di kota P. Dia berencana akan mendaftar kuliah di salah satu universitas negeri di kota S. Sudah sejak lama Ines ingin melanjutkan kuliah setelah tamat dari SMA. Ines sudah menganggur selama dua tahun setelah tamat SMA. Rencana untuk tahun ke-3 ini Ines akan mendaftar kuliah.  Saat ia menuju ke bank sebenarnya Ines dalam keadaan jengkel kepada emaknya. Ines merasa tersinggung dengan apa yang dikatakan emaknya walaupun mungkin itu untuk kebaikan Ines sendiri.

“Sial hp mati tadi lupa dices,” gumam Ines dalam hati setiba di bank.  Setelah dua jam mengantre dan mengurus pendaftaran di bank akhirnya selesai juga. Ines dengan santainya berjalan kembali pulang menuju rumahnya. Bank yang Ines tuju tidak terlalu jauh dari rumahnya sehingga Ines berinisiatif untuk jalan saja. Ines mampir ke toko alat tulis terlebih dahulu untuk membeli pulpen dan buku agenda. Setelah mendapatkan barangnya Ines berjalan kembali untuk pulang. Saat sampai di mulut gang besar rumahnya, Ines heran “Ko ada bendera putih, siapa yang meninggal?” pikirnya.

Ines kemudian berbelok menuju gang rumahnya, orang-orang memandang Ines dengan iba dan kasihan. Dan berkata “Dari mana saJa Nes, yang sabar ya.” Ines hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Hati Ines sebenarnya sudah tidak karu-karuan. “Ada apa ini?” pikir Ines. Begitu sampai di depan pintu rumahnya,  Ines disambut tangisan oleh kakak dan adiknya.

“Ya Allah Nes kamu kemana saja?” tanya kakaknya. “Di telpon ngga aktif, dicari sama Nanda ke beberapa bank Kamunya tidak ketemu. Bank mana sih? Ines langsung dipeluk oleh kakak dan adiknya, adiknya berkata “Mba Ines emak sudah meninggal”.

Seketika itu badan Ines langsung lemas dan menangis sesenggukan. Kakaknya memeluk Ines dengan erat agar Ines tegar dan berusaha menenangkan Ines. Setelah agak tenang Ines bertanya “Dimana Emak?”.

“Di kamar,” jawab Nanda.

Ines   berjalan  menuju kamar emak dan mulai meneteskan air mata. Saat tiba di kamar emaknya, Ines melihat emaknya sudah terbujur kaku di kasur. Emak masih menggunakan pakaian yang sama saat Ines tinggal ke bank. Ines menangis sesenggukan “Mak, Mak kenapa Mak?” sambil mengguncang-guncangkan badan emaknya. Akan tetapi emaknya hanya terdiam tidak merespon sama sekali. Ines terus menangis meratapi kepergian emaknya.

Kakak dan adiknya menenangkan Ines, dan berkata  “Sabar Nes ikhlaskan.” Ines terus menangis sambil memeluk emaknya. Selama ini hanya Ines dan emaknya yang tinggal satu rumah. Sementara kakak dan adiknya tinggal di desa sebelah mengikuti suaminya.

Masih teringat jelas dalam ingatan Ines saat dia pergi ke bank, emaknya dalam keadaan sehat. Emak Ines memang dalam kondisi gejala struk, akan tetapi emak masih bisa beraktivitas seperti biasa walaupun menggunakan tangan kirinya.

“Mak aku ke bank dulu!” teriak Ines dengan keras. Emaknya sedang duduk di kursi belakang sementara Ines sudah berada di depan. Tanpa menunggu jawaban emaknya, Ines berlalu begitu saja. Ines masih jengkel dengan emaknya. Pikir Ines: yang penting sudah pamit dan emak tahu kalau aku pergi.

Kepergian Ines ke bank menyisakan kegalauan di hatinya. Di dapur saat Ines membantu emak membuat sarapan pagi terjadi percakapan antara Ines dan emaknya.

“Nes, kamu sudah berapa tahun nganggur?

“Dua tahun Mak, kata Ines.

“Apa kamu tidak bosan di rumah terus?”

Ines menghela nafasnya, “Bosan tapi dikit,” sambil menggerakan jari telunjuk dan ibu jarinya.

“Sana kamu cari kerja atau daftar kuliah!” daripada di rumah cuma makan tidur, main hp. Mendengar perintah emaknya Ines cemberut karena dianggap di rumah hanya makan tidur dan main hp. Padahal Ines main hp terkadang juga dalam rangka mencari lowongan kerja dan mencari info pendaftaran kuliah.

“Ini Ines juga lagi usaha Mak, Mak saja yang tidak tahu.

“Ko tidak bilang-bilang sama Emak sapa tahu Emak bisa bantu,” jawab Emak.  

“Ala bantu apa Mak, Emak jalan saja sudah susah.” Emak hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Ines.

“Nes walaupun Emak jalannya susah dan tidak bisa membantu kamu tapi Emak bisa bantu doa kan?”

“Doa?”  jawab Ines. Selama ini memang Ines sering bolong-bolong salatnya, padahal sudah berkali-kali emaknya selalu mengingatkan untuk selalu sholat minimal 5 waktu. Akan tetapi Ines sering melewatinya.

“Nes, yang rajin ya sholatnya, InsyaAllah akan terkabul doa Mu.” Ines hanya diam saja.

“Tapi tidak hanya doa saja lo Nes, juga usaha,” lanjut emak.

“Nes, kalau gitu kamu punya rencana apa untuk tahun ini?” emak memecah kesunyian.

“Ngga tahu, jawab Ines sambil melengos. Ines sebenarnya sudah punya rencana hari ini mau registrasi mendaftar di salah satu universitas di kota S tapi tidak bilang sama emaknya.

“Sudah ya Mak, Aku mau mandi lagian sudah hampir selesai.” Emak hanya mengangguk.

Selesai mandi Ines menuju ruang makan. Bersama dengan emaknya, Ines makan dalam diam. Setelah membereskan meja makan dan mencuci piring, Ines masuk kamar kembali dan bersiap-siap untuk pergi. Sedangkan emaknya pergi ke belakang untuk bersantai.

Ines menghela napas dalam-dalam, menyesali sikapnya kepada emaknya tadi pagi. Ines berusaha tegar mengikhlaskan kepergian emaknya. Setelah prosesi pensucian dilanjutkan upacara pemakaman. Satu persatu para peziarah meninggalkan tempat pemakaman. Tersisa keluarga dekat yang masih dalam pemakaman. Ines berjanji di depan makam emaknya untuk selalu berusaha, tidak malas dan mulai taat beribadah.

“Mak, maafkan Ines ya,” ucap Ines sambil menaburkan bunga di peristirahatan terakhir emaknya.

 

 

      

Juli Antinah, S.Sos., S.Pd., lahir di Purbalingga pada 31 Juli 1974. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Purbalingga Wetan 3 dan melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Purbalingga dan SMA Agustinus Purbalingga. Kemudian menempuh studi jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Airlangga Surabaya, mengikuti pendidikan penyetaraan S1 PAUD Fakultas Ilmu Pendidkan dan Keguruan di Universitas Terbuka Purwokerto. Pengalaman organisasi pernah sebagai sekretaris di HIMPAUDI Kabupaten Purbalingga selama 2 periode dan sekarang menjabat bendahara dalam organisasi yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar