Minggu, 22 Mei 2022

Koran: Rumah Menulis Cerpen yang Nyaman

 


Agus Pribadi

 

Ada dua surat kabar/ koran yang menjadi media yang nyaman bagi saya untuk memublikasikan karya sederhana saya berupa cerita pendek, yakni Satelitpost dan Radar Banyumas. Keduanya meupakan koran lokal yang ada di Kabupaten Banyumas.

Cerpen-cerpen karya saya yang terbit di Satelitpost antara lain: 1) Buaya (16 Desember 2012), 2) Seekor Buaya di Pelupuk Mata (30 Juni 2013), 3) Kucing (8 September 2013), 4) Perempuan Tepi Krumput (17 Oktober 2013), 5) Hkayat Sepotong Lidah (19 Desember 2013), 6) Kolak Pisang (20 Juli 2014), 7) Sendiri (21 September 2014, 8) Unggas-Unggas Bersayap Putih (6 September 2015), 9) Kedatangan (3 April 2016), 10) Mimpi Ibu (16 Juli 2017). Selain cerpen, tulisan saya berupa cerkak (cerpen berbahasa Jawa dialek Banyumasan) juga terbit di Satelitpost, antara lain: 1) Kaki Bengel (25 Agustus 2013), 2) Ngendong (16 Maret 2014), 3) Gadung (27 Mei 2014), 4) Dadi Guru (17 Januari 2016), 5) Lilin (23 April 2017).

Cerpen-cerpen karya saya yang terbit di Radar Banyumas antara lain: 1) Riwayat Tambra (18 Februari 2018), 2) Perih Peri (24 Maret 2018), 3) Buaya Sungai Godong (6 Januari 2019), 4) Kang Limun Terbang ke Langit (5 Mei 2019), 5) Gadis Berbibir Tipis (19 Januari 2020), 6) Lelaki Penjaring Ikan dan Gadis di Tepi Hutan (1 November 2020).

Kedua koran lokal tersebut seperti sebuah rumah yang nyaman bagi saya untuk menekuni kreativitas saya untuk menulis sebuah karangan berupa cerpen. Ada rasa berdebar-debar saat hari Minggu datang—hari di mana umumnya koran menerbitkan cerpen—dan saya biasanya akan pergi ke kota untuk mencari lapak koran. Saya akan membuka lembar yang memuat cerpen, dan saya akan memekik dalam hati kalau ada cerpen saya yang termuat di salah satu koran lokal. Dengan dimuat saja, hati saya merasa teramat senang seperti mendapat apresiasi dari orang tua sendiri. Saat akan menulis cerpen biasanya sudah saya niatkan untuk mengirim ke media tersebut. Jarang sekali saya berpikiran untuk mengirim cerpen ke koran tersebut setelah tidak dimuat di koran lain. Sering kali saya melakukan proses menulis memang ditujukan untuk dikirim ke koran Satelitpost atau Radar Banyumas.

Saat ini kedua koran tersebut sudah tidak memuat cerpen: Satelitpost karena sudah tidak terbit, Radar Banyumas karena tidak ada lagi rubrik yang memuat cerpen mulai Oktober 2021. Tentu sebagai penulis yang biasa mengirim cerpen ke kedua media tersebut, saya merasa kehilangan. Kehilangan sebuah rumah tempat memajang karya-karya sederhana. Kehilangan sebuah rumah yang menginspirasi saya untuk terus mencari ide-ide baru untuk dituliskan sebagai cerita pendek.

Terima kasih Satelitpost. Terima kasih Radar Banyumas. Kedua media tersebut telah menempa saya menjadi penulis yang akan terus berusaha menulis dengan lebih baik. (*)

 

Banyumas, 22 Mei 2022

 

1 komentar:

  1. The Poker Room at Black 카지노사이트 Hawk is flowing with jackpots, friendly tournaments, and the lowest rake in town. Each of the 64 stops on the virtual reel corresponds to one of the 22 stops on the precise reel. The computer consults a desk that tells it how far to maneuver the precise reel for a specific worth on the virtual reel. Since there are far more virtual stops than precise stops, a number of the} precise stops might be linked to multiple virtual cease. You pull the handle, and the pc information the subsequent three numbers from the random number generator. The first number is used to determine out} the position of the primary reel, the second number is used for the second reel and the third number is used for the third reel.

    BalasHapus