Senin, 30 Mei 2022

Bapak Wagino Dilantik Menjadi Kepala Desa

 

pixabay.com

Pelukis dan Parfum ke-23

Agus Yuwantoro

 

      Hari Senin tanggal 29 Juli jam delapan pagi. Semua calon Kades sudah duduk rapi di aula pendopo Kabupaten. Acara pelantikan Kades. Wajahnya penuh senyum ceria bahagia. Sebentar lagi  Surat Keputusan jabatan Kades akan diterima. Di samping istri-istrinya dengan setia duduk berdampingan dengan suaminya. Penuh dengan senyam-senyum semringah bombong bungah menebarkan senyum ke kanan-kiri. Memakai busana kebesaran jawa kain kebaya komplit. Duduk merapat di samping suaminya. Tapi lain dari pada yang lain wajah bapak Wagino biasa saja. Datar. Tanpa senyum yang dibuat-buat. Malah sebentar-bentar kepala menunduk ke bawah. Istrinya cukup berpakaian kebaya sisa lebaran tahun kemarin. Anak putrinya Supraptiwi sudah terbang ke Singapura. Bekerja di perusahaan membuat perhiasan emas milik Kim Sang. Bapak Wagino beserta istrinya duduk paling belakang.

     Merasa asing sekali bagi bapak Wagino duduk di ruangan pendopo Kabupaten. Selama hidup belum pernah masuk pendopo Kabupaten. Kaum pinggiran. Biasanya sehabis setor ketela pabrik ceriping ketela. Begitu juga ngantar cengkeh dan kopi kering. Pasti melewati depan pendopo Kabupaten. Biasanya cuma ngintip di balik kaca mobil colt terbuka Mitsubisi L300. Pendopo kabupaten berwarna hijau. Bersih. Sejuk segar. Kelihatan super megah. Di belakang pendopo Kabupaten deretan kantor Pemerintah Daerah. Samping kanan pos Polisi Pamong Praja. Di depan pendopo kabupaten dijaga empat orang Polisi Pamong Praja berseragam lengkap. Mobil Avansa milik aset negara. Sebagai mobil dinas inventaris para pejabat tingat Kabupaten dan Kecamatan. Dibeli dari hasil pendapatan pajak dari rakyat. Berwarna hitam mengkilat dengan plat merah. Parkir rapi samping kiri pendopo Kabupaten.

      Hari ini bapak Wagino menjadi salah satu yang mau dilantik menjadi kepala Desa oleh bapak Bupati. Sebetulnya dari awal tidak minat sama sekali nyalon Kades. Merasa serba kekurangan baik ekomoni maupun pendidikan. Cuma tamat esempe kemudian mengikuti paket C setara esemma. Bekerja sebagai kuli jemur cengkeh dan kopi miliknya bah Shiong. Istrinya juga bantu masak, cuci, bersih-bersih di rumah bah Shiong. Gara-gara bapak Sarkum memasang calon Kades bayangan. Merasa malu. Kalau bapak Sarkum melawan kotak kosong dalam Pilkades. Bahkan segala biaya ditanggung bapak Sarkum. Pilkades berjalan aman terkendali kondusif. Pada minggu pertama sehabis Pilkades bapak Sarkum dengan tiem sukses kemenangannya tidak terima. Harus dihitung ulang lagi dihadapan Muspika dan para saksi-saksi. Kotak suara dihitung kembali. Bahkan sampai tiga kali. Tetap suara terbanyak bapak Wagino. Akhirnya mantan kades bapak Sarkum pasrah harus menerima kekalahannya dalam Pilkades.

      Walaupun sebetulnya bapak Sarkum dengan tim suksesnya sudah tahu yang memainkan Pilkades adalah Jebeng. Raja judi khusus Pilkades. Sudah terkenal di mana-mana. Tidak mau ribut dengan orang-orangnya Jebeng. Sebab tidak punya saksi dan bukti kuat untuk menuduh Jebeng ikut bermain Pilkades. Dengan tuduhan membeli suaranya bapak Wagino. Semua warga menjawab apa adanya. Merasa tidak membeli suara bapak Wagino. Diberi uang dari Jebeng hanya sekedar untuk ganti ongkos buruh satu hari. Karena tidak kerja sehari. Harus ngantri di bilik suara nyoblos gambar dalam acara Pilkades.

      Bapak Wagino memakai baju kebesaran untuk pelantikan kades. Serba putih. Dari sepatu, kaos kaki, baju, celana panjang, kaos dalem, sampai celana dalamnya. Walaupun sebetulnya agak kebesaran dari sepatu juga stelan baju dan celananya. Belum mampu membeli. Dipinjemi teman mantan Kades Desa Sebelah. Tepat jam delapan pagi acara pelantikan Kades dimulai. Berjalan sesuai dengan rencana. Selesai. Tepat dengan waktunya. Satu persatu berjabatan tangan dengan bapak Bupati wakil Bupati. Jajaran pejabatan tingkat Kabupaten. Foto bersama di depan halaman Pendopo Kabupaten. Setelah itu satu-persatu pulang ke desanya masing-masing.

          Tiga bulan setelah dilantik resmi menjadi Kades. Bapak Wagino selalu berangkat paling pagi di kantor desanya. Walaupun semua perangkat desanya belum bisa menerima kemenangannya. Dengan telaten sabar penuh persaudaraan. Satu persatu berkunjung ke rumah semua perangkat desanya. Tetep saja belum bisa menerima. Bahkan mendekati semester ke dua. Hanya dua perangkat desa siap hadir di kantor desanya. Usia enam puluh tahun. Datang. Lalu membuat lintingan tembako klembak menyan di atas meja kerja. Jam setengah sebelas pulang rumah. Dengan alasan mau mengairi air sawah juga mencari rumput untuk makan kambingnya.

      Bapak Wagino tetap sabar telaten selalu berkunjung ke rumah semua perangkat desanya. Mungkin masih masa transisi. Butuh waktu. Juga proses untuk menerima kehadiran bapak Wagino sebagai kepala Desa baru. Apa lagi bapak Wagino mantan kulinya bah Shiong. Terasa tidak pantas menjabat Kades. Di mata semua perangkat desanya. Tapi setelah ada pengawasan mendadak dari Bapak Camat, Kasi Kesra Kabupaten. Mulai ada perubahan. Satu persatu perangkat desa mulai berangkat kerja.

     Program kerja bapak Wagino dibagi tiga tahapan selama menjabat kepala Desa. Tahun pertama: gerakan massal membuat jamban di rumah. Alasannya tidak mau desanya terulang kembali terjadi penyakit menular muntah berak massal. Sehingga banyak menewaskan warga. Hampir lima puluh persen tewas dengan sia-sia. Sebab hidup jorok tidak peduli kesehatan. Tahun kedua: gerakan menanam pohon pisang ambon di setiap pekarangan depan rumah. Tahun ketiga: gerakan membuat massal tong sampah. Setiap rumah harus punya tong sampah dua. Sampah kering dan basah. Tujuannya agar hidup lebih sehat.

      Sebetulnya ketiga program ini kurang mendapat respon semua perangkat desanya. Sebab tidak mendatangkan keuntungan secara pribadi. Tapi bapak Wagino tetap punya prinsip. Akhirnya tahun pertama berhasil gemilang. Program membuat jamban di setiap rumah penduduk. Bahkan mendapatkan bantuan dari pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Bukan hanya itu saja. Tapi ketika mau membuat jamban anggota Koramil dan Polsek  juga sukarelawan selalu setia membantu. Akhirnya berhasil mengangkat desanya pola hidup sehat. Malah mendapatkan penghargaan dari Provinsi dan Pusat. Menjadi desa percontohan membuat jamban massal untuk semua warganya.

      Ketika mau mengadakan gerakan massal kedua: menanam pohon pisang ambon. Ditanam di setiap pekarangan rumah baik depan samping belakang. Permintaan pasar untuk pisang ambon sangat banyak. Dari puluhan rumah makan, Baprik roti pisang, Rumah Sakit setiap hari perlu pasokan buah pisang. Bisa menambah pendapatan penghasilan pada warga desanya.

     Program gerakan massal menanam pohon pisang baru berjalan dua puluh persen  malah macet total. Di mana- mana sedang terjangkit wabah covid 19. Pertama virus covid 19 ditemukan di Cina kota Wuhan. Setiap hari selalu ada terjangkit virus covid 19. Mengakibatkan kekebalan daya tubuh cepat menurun. Bahkan banyak meninggal dunia. Di kota Cina Wuhan setiap hari warga tewas. Bahkan jumlah yang tewas sebab virus corona semakin meledak. Di rumah sakit. Klinik kesahatan. Rumah penduduk. Tewas terserang virus covid 19.

    Pihak pemerintah Cina semakin kewalahan menangani jenasah korban virus corona. Akhirnya mayat-mayat dimasukkan dalam tempat pembakaran. Biar cepat dan mudah juga memutus mata rantai virus covid 19. Kota Wuhan untuk sementara ditutup selama sepekan. Semua warga dilarang keluar rumah dan kontak langsung dengan warganya. Bahkan listriknya padam. Kota Wuhan gelap gulita persis kota mati. Virus covid 19 berawal dari pasar hewan tradisional di Cina. Menjual daging binatang dari segala macam ular, kodok hijau, bermacam serangga. Sampai daging tikus bebas dijual. Lebih ekstrimnya daging itu dimakan mentah-mentah dengan kecap dan garam. Diduga virus covid 19 dari mengkonsumsi daging mentah berbagai macam binatang di pasar tradisional Wuhan.

    Ternyata virus covid 19 sangat cepat berkembang biak menembus ke Negara Eropa Asia Tenggeran termasuk di Indonesia. Semua geger tentang virus covid 19. Kota-kota besar di Jakarta mulai membatasi kerumunan massa. Wajib memakai masker ke mana saja. Sehabis pergi ke mana saja wajib mandi dan ganti semua pakaian. Virus covid 19 berjalan cepat bukan hanya di Jakarta. Hampir di seluruh wilayah Nusantara. Satu persatu warga meninggal dunia kena virus covid 19. Dari hari ke hari semakin bertambah jumlahnya baik yang meninggal dunia maupun sakit di rumah sakit.

     Rumah Sakit Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan melebihi kapasitas. Akhirnya menolak rawat inap pasien terindikasi kena virus covid 19. Bahkan tim penggali kubur pagi siang malam terus menggali untuk menguburkan jenazah yang meninggal dunia. Bahkan sampai ada warga desa menolak tanah makamnya untuk mengubur jenazah kena virus covid 19. Sebab bisa menular warga desanya.

     Setiap hari televisi Pemerintah maupun Swasta memberitakan jumlah korban tewas terkena virus covid 19. Lebih-lebih tenaga kesehatan dari Dokter, Perawat, Bidan banyak berguguran meninggal dunia kena virus covid 19. Akhirnya Pemerintah Pusat Jakarta untuk memutus mata rantai virus covid 19.  Untuk sementara diadakan pemutusan kerumunan massa secara meluas. Di Pasar Tradisional. Terminal Bus. Bandara. Pelabuhan. Pasar modern. Semua tempat Pariwisata. Bahkan biro perjalan dibatasi. Tetap saja virus corana malah berkembang lebih cepat banyak menewaskan orang tua dan anak-anak di mana saja berada. Baik di ibu kota Negara. Provinsi Kabupaten Kecamatan sampai menembus pelosok pedesaan juga perdukuhan wilayah Indonesia.    




    AGUS YUWANTORO, Lahir di Prambanan 5 Agustus 1965, Pendidikan  Terakhir S2 di Unsiq Prop Jateng. Prodi Magister Pendidikan Agama Islam 2009, anggakatan ke 2. Tahun 2010 mendapatkan penghargaan Bapak Gubernur Jawa Tengah, juara pertama menulis sajak dan puisi dalam rangka peringatan 100 Tahun Meninggalnya Presiden RI Pertama Bung Karno juga mendapatkan Piagam kehormatan dari Panitia Pusat Jakarta an. Prof.DR.H. Soedijarto, MA, Aktif nulis fiksi sudah 25 Buku Antologi baik puisi dan cerpen sudah terbit. 3 buku solonya,Antalogi Puisi dengan judul “Tembang Sepi Orang Orang Pinggiran”. Antalogi Cerpen “ Kembang Kertas  Nulis Novel berjudul Gadis Bermata Biru setebal: 250 halaman. Alamat Penulis  Gedangan RT.08 / RW.05. Ds. Pecekelan.Kec.Sapuran.Wonosobo,Jateng.WA : 081325427232. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar