Pelukis dan Parfum ke-23
Agus Yuwantoro
Hari Senin tanggal 29
Juli jam delapan pagi. Semua calon Kades sudah duduk rapi di aula pendopo
Kabupaten. Acara pelantikan Kades. Wajahnya penuh senyum ceria bahagia.
Sebentar lagi Surat Keputusan jabatan Kades
akan diterima. Di samping istri-istrinya dengan setia duduk berdampingan dengan suaminya.
Penuh dengan senyam-senyum semringah bombong bungah menebarkan senyum ke kanan-kiri.
Memakai busana kebesaran jawa kain kebaya komplit. Duduk merapat di samping suaminya.
Tapi lain dari pada yang lain wajah bapak Wagino biasa saja. Datar. Tanpa
senyum yang dibuat-buat. Malah sebentar-bentar kepala menunduk ke bawah. Istrinya
cukup berpakaian kebaya sisa lebaran tahun kemarin. Anak putrinya Supraptiwi sudah
terbang ke Singapura. Bekerja di perusahaan membuat perhiasan emas milik Kim Sang. Bapak
Wagino beserta istrinya duduk paling belakang.
Merasa asing sekali bagi bapak Wagino
duduk di ruangan pendopo Kabupaten. Selama hidup belum pernah masuk pendopo
Kabupaten. Kaum pinggiran. Biasanya sehabis setor ketela pabrik ceriping ketela.
Begitu juga ngantar cengkeh dan kopi kering. Pasti melewati depan pendopo
Kabupaten. Biasanya cuma ngintip di balik kaca mobil colt terbuka Mitsubisi L300.
Pendopo kabupaten berwarna hijau. Bersih. Sejuk segar. Kelihatan super megah.
Di belakang pendopo Kabupaten deretan kantor Pemerintah Daerah. Samping kanan
pos Polisi Pamong Praja. Di depan pendopo kabupaten dijaga empat orang Polisi
Pamong Praja berseragam lengkap. Mobil Avansa milik aset negara. Sebagai mobil
dinas inventaris para pejabat tingat Kabupaten dan Kecamatan. Dibeli
dari hasil pendapatan pajak dari rakyat. Berwarna hitam mengkilat dengan plat
merah. Parkir rapi samping kiri pendopo Kabupaten.
Hari ini bapak Wagino menjadi salah satu
yang mau dilantik menjadi kepala Desa oleh bapak Bupati. Sebetulnya dari awal tidak
minat sama sekali nyalon Kades. Merasa serba kekurangan baik ekomoni maupun
pendidikan. Cuma tamat esempe kemudian mengikuti paket C setara esemma. Bekerja
sebagai kuli jemur cengkeh dan kopi miliknya bah Shiong. Istrinya juga bantu
masak, cuci, bersih-bersih di rumah bah Shiong. Gara-gara bapak Sarkum memasang
calon Kades bayangan. Merasa malu. Kalau bapak Sarkum melawan kotak kosong
dalam Pilkades. Bahkan segala biaya ditanggung bapak Sarkum. Pilkades berjalan
aman terkendali kondusif. Pada minggu pertama sehabis Pilkades bapak Sarkum
dengan tiem sukses kemenangannya tidak terima. Harus dihitung ulang lagi
dihadapan Muspika dan para saksi-saksi. Kotak suara dihitung kembali. Bahkan
sampai tiga kali. Tetap suara terbanyak bapak Wagino. Akhirnya mantan kades bapak Sarkum
pasrah harus menerima kekalahannya dalam Pilkades.
Walaupun sebetulnya bapak Sarkum dengan
tim suksesnya sudah tahu yang memainkan Pilkades adalah Jebeng. Raja judi khusus Pilkades. Sudah
terkenal di mana-mana. Tidak mau ribut dengan orang-orangnya Jebeng. Sebab tidak
punya saksi dan bukti kuat untuk menuduh Jebeng ikut bermain Pilkades. Dengan
tuduhan membeli suaranya bapak Wagino. Semua warga menjawab apa adanya. Merasa
tidak membeli suara bapak Wagino. Diberi uang dari Jebeng hanya sekedar untuk
ganti ongkos buruh satu hari. Karena tidak kerja sehari. Harus ngantri di bilik
suara nyoblos gambar dalam acara Pilkades.
Bapak Wagino memakai baju kebesaran untuk
pelantikan kades. Serba putih. Dari sepatu, kaos kaki, baju, celana panjang,
kaos dalem, sampai celana dalamnya. Walaupun sebetulnya agak kebesaran dari sepatu juga
stelan baju dan celananya. Belum mampu membeli. Dipinjemi teman mantan Kades
Desa Sebelah. Tepat jam delapan pagi acara pelantikan Kades dimulai. Berjalan sesuai dengan
rencana. Selesai. Tepat dengan waktunya. Satu persatu berjabatan tangan dengan
bapak Bupati wakil Bupati. Jajaran pejabatan tingkat Kabupaten. Foto bersama di depan halaman
Pendopo Kabupaten. Setelah itu satu-persatu pulang ke desanya masing-masing.
Tiga bulan setelah dilantik resmi
menjadi Kades. Bapak Wagino selalu berangkat paling pagi di kantor desanya.
Walaupun semua perangkat desanya belum bisa menerima kemenangannya. Dengan
telaten sabar penuh persaudaraan. Satu persatu berkunjung ke rumah semua
perangkat desanya. Tetep saja belum bisa menerima. Bahkan mendekati semester ke
dua. Hanya dua perangkat desa siap hadir di kantor desanya. Usia enam puluh
tahun. Datang. Lalu membuat lintingan tembako klembak menyan di atas meja
kerja. Jam setengah sebelas pulang rumah. Dengan alasan mau mengairi air sawah
juga mencari rumput untuk makan kambingnya.
Bapak Wagino tetap sabar telaten selalu
berkunjung ke rumah semua perangkat desanya. Mungkin masih masa transisi. Butuh waktu.
Juga proses untuk menerima kehadiran bapak Wagino sebagai kepala Desa baru. Apa
lagi bapak Wagino mantan kulinya bah Shiong. Terasa tidak pantas menjabat
Kades. Di mata semua perangkat desanya. Tapi setelah ada pengawasan mendadak dari
Bapak Camat, Kasi Kesra Kabupaten. Mulai ada perubahan. Satu persatu perangkat
desa mulai berangkat kerja.
Program kerja bapak Wagino dibagi tiga
tahapan selama menjabat kepala Desa. Tahun pertama: gerakan massal membuat jamban
di rumah. Alasannya tidak mau desanya terulang kembali terjadi penyakit menular
muntah berak massal. Sehingga banyak menewaskan warga. Hampir lima puluh persen tewas dengan
sia-sia. Sebab hidup jorok tidak peduli kesehatan. Tahun kedua: gerakan menanam
pohon pisang ambon di setiap pekarangan depan rumah. Tahun ketiga: gerakan membuat massal
tong sampah. Setiap rumah harus punya tong sampah dua. Sampah kering dan basah.
Tujuannya agar hidup lebih sehat.
Sebetulnya ketiga program ini kurang mendapat
respon semua perangkat desanya. Sebab tidak mendatangkan keuntungan secara pribadi. Tapi bapak
Wagino tetap punya prinsip. Akhirnya tahun pertama berhasil gemilang. Program
membuat jamban di setiap rumah penduduk. Bahkan mendapatkan bantuan dari pemerintah
Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Bukan hanya itu saja. Tapi ketika mau membuat
jamban anggota Koramil dan Polsek juga
sukarelawan selalu setia membantu. Akhirnya berhasil mengangkat desanya pola
hidup sehat. Malah mendapatkan penghargaan dari Provinsi dan Pusat. Menjadi
desa percontohan membuat jamban massal untuk semua warganya.
Ketika mau mengadakan gerakan massal
kedua: menanam pohon pisang ambon. Ditanam di setiap pekarangan rumah
baik depan samping belakang. Permintaan pasar untuk pisang ambon sangat banyak.
Dari puluhan rumah makan, Baprik roti pisang, Rumah Sakit setiap hari perlu
pasokan buah pisang. Bisa menambah pendapatan penghasilan pada warga desanya.
Program gerakan massal menanam pohon
pisang baru berjalan dua puluh persen malah macet total. Di mana- mana sedang
terjangkit wabah covid 19. Pertama virus covid 19 ditemukan di Cina kota Wuhan.
Setiap hari selalu ada terjangkit virus covid 19. Mengakibatkan kekebalan daya
tubuh cepat menurun. Bahkan banyak meninggal dunia. Di kota Cina Wuhan setiap
hari warga tewas. Bahkan jumlah yang tewas sebab virus corona semakin meledak.
Di rumah sakit. Klinik kesahatan. Rumah penduduk. Tewas terserang virus covid
19.
Pihak pemerintah Cina semakin kewalahan
menangani jenasah korban virus corona. Akhirnya mayat-mayat dimasukkan dalam
tempat pembakaran. Biar cepat dan mudah juga memutus mata rantai virus covid 19.
Kota Wuhan untuk sementara ditutup selama sepekan. Semua warga dilarang keluar
rumah dan kontak langsung dengan warganya. Bahkan listriknya padam. Kota Wuhan
gelap gulita persis kota mati. Virus covid 19 berawal dari pasar hewan
tradisional di Cina. Menjual daging binatang dari segala macam ular, kodok
hijau, bermacam serangga. Sampai daging tikus bebas dijual. Lebih ekstrimnya daging
itu dimakan mentah-mentah dengan kecap dan garam. Diduga virus covid 19 dari mengkonsumsi daging
mentah berbagai macam binatang di pasar tradisional Wuhan.
Ternyata virus covid 19 sangat cepat
berkembang biak menembus ke Negara Eropa Asia Tenggeran termasuk di Indonesia.
Semua geger tentang virus covid 19. Kota-kota besar di Jakarta mulai membatasi
kerumunan massa. Wajib memakai masker ke mana saja. Sehabis pergi ke mana saja wajib mandi dan
ganti semua pakaian. Virus covid 19 berjalan cepat bukan hanya di Jakarta. Hampir di
seluruh wilayah Nusantara. Satu persatu warga meninggal dunia kena virus covid 19.
Dari hari ke hari semakin bertambah jumlahnya baik yang meninggal dunia maupun sakit
di rumah sakit.
Rumah Sakit Pusat, Provinsi,
Kabupaten, Kecamatan melebihi kapasitas. Akhirnya menolak rawat inap pasien terindikasi
kena virus covid 19. Bahkan tim penggali kubur pagi siang malam terus menggali untuk
menguburkan jenazah yang meninggal dunia. Bahkan sampai ada warga desa menolak tanah
makamnya untuk mengubur jenazah kena virus covid 19. Sebab bisa menular warga
desanya.
Setiap hari televisi Pemerintah maupun Swasta
memberitakan jumlah korban tewas terkena virus covid 19. Lebih-lebih tenaga
kesehatan dari Dokter, Perawat, Bidan banyak berguguran meninggal dunia kena
virus covid 19. Akhirnya Pemerintah Pusat Jakarta untuk memutus mata rantai
virus covid 19. Untuk sementara diadakan
pemutusan kerumunan massa secara meluas. Di Pasar Tradisional. Terminal Bus. Bandara.
Pelabuhan. Pasar modern. Semua tempat Pariwisata. Bahkan biro perjalan
dibatasi. Tetap saja virus corana malah berkembang lebih cepat banyak
menewaskan orang tua dan anak-anak di mana saja berada. Baik di ibu kota Negara. Provinsi Kabupaten
Kecamatan sampai menembus pelosok pedesaan juga perdukuhan wilayah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar