Selasa, 12 April 2022

Curhat Bapak Suherman

pixabay.com

 Pelukis dan Parfum ke-17


Agus Yuwantoro


 

      Setelah keluar dari kamar kecil bapak Suherman duduk kembali di ruang tengah. Kali ini duduk slonjor badannya disandarkan pada tembok. Kedua kakinya lurus ke depan. Wajahnya diusap dengan sapu tangan. Kedua bola matanya memerah basah. Ketika mau membasuh mukanya dengan sapu tangan berwarna cokelat susu, aku melihat lengan sebelah kanan ada goresan bekas luka. Sekitar lima senti berwarna hitam kecokelatan bahkan kelihatan bekas jahitan. Ternyata betul-betul terjadi yang diceritakan. Buktinya ada bekas luka kena sayatan pisau penjual nasi pecel, merobek lengan kanannya bapak Suherman. Ketika mau mencoba berbuat tidak senonoh dengan perempuan penjual nasi pecel.

      Bapak Suherman masih diam. Belum mulai membuka kembali curahan hatinya. Kepalanya menunduk ke bawah. Bahkan beberapa kali mengusap kedua bola matanya dengan sapu tangan. Mungkin gadis penjual nasi pecel sangat spesial dalam hidup bapak Suherman. Bapak Suherman mendekatiku lagi sambil berbisik.

     “Sini dekat dengan bapak Mas.

    “Ya ya Bapak.

    “Selama ini bapak merasa kehilangan.

    “Maksudnya?

    “Kehilangan perempuan yang bapak sangat cintai, sampai kapanpun Mas.

    “Lalu?

    “Awalnya gadis penjual nasi pecel ragu bimbang menerima cinta bapak.

    “Alasannya apa?”

        “Orang-orang proyek brengsek semuanya.

        “Maksud Bapak?

        “Biasanya ketika proyek sedang berjalan. Segala bujuk rayuan orang-orang proyek dikeluarkan untuk menaklukkan perempuan. Sampai luluh pasrah dalam pelukannya. Setelah proyek rampung cintanya juga ikut rampung. Pergi jauh tanpa memikirkan perempuan korban cintanya orang- orang proyek. Bahkan ada yang sempat hamil. Tidak tanggung jawab. Proyek selesai orang-orang proyek pergi jauh melanjutkan proyek lainnya. Tanpa memikirkan perempuan yang ditinggal bahkan hamil, itu Mas.

       “ Oo gitu to kelakuan orang-orang proyek.

      “Tidak semua orang proyek seperti itu Mas.

      “Terus?

      “Bapak dengan telaten sabar setiap hari berkunjung di warung nasi pecel, bahkan bapak merobah perilaku semakin baik:  benar, jujur  selama ini dua kata itu sangat alergi didengar orang-orang proyek. Padahal gadis itu sudah tahu dari ucapan beberapa mandor kalau bapak itu Insinyur. Perancang. Pengawas proyek itu. Tetep tidak mempan, Mas. Tidak seperti gadis-gadis lain begitu melihat bapak. Karena status akademik. Jabatan. Membawa mobil setiap hari. Selalu mencoba mendekati bapak. Dengan segala jurus rayuan mautnya. Tapi bapak tetep tidak suka, Bapak tetep suka sayang cinta dengan gadis penjual nasi pecel itu, Mas.

      “Kenapa si gadis penjual nasi pecel tidak respon dengan Bapak?

      “Mungkin bapak bekas pemabok, penjudi juga suka main perempuan malam, Mas.

     “Tapi Bapak kan sudah berhenti total too?

     “Berhenti total.

     “Semenjak kapan?

     “Semenjak bapak mabok berat juga kepala bapak hampir pecah tergilas ban truk Dam.

        “Sejak itu?

        “Iya Mas.

        “Bapak totalitas merobah perilaku, dari penampilan, ucapan bahkan gaya berjalan juga setiap Jumat ikut sholat Jumatan dengan orang kampung, Mas.

       “Terus?

       “Gadis penjual nasi pecel luluh mencair menerima cinta bapak, proses cinta bapak hampir dua tahun mencairkan hati gadis penjual nasi pecel, Mas.

      “Terus?

      “Bapak melamar keluarga besarnya, ternyata benar ayahnya mantan tentara Ifantri Jepang bernama Sakoya. Membelot. Membela bangsa Indonesia. Ketika diberi tugas mencari wanita-wanita tercantik di setiap desa. Propaganda mau disekolahkan di kota Jepang dengan beasiswa. Gratis. Alasannya merasa senasib juga serumpun sebangsa se Asia dengan Jepang. Akhirnya orang tuanya berbondong-bondong mengantar anak putri kesayangannya di setiap pos penjagaan tentara Jepang. Untuk dikirim menjadi Mahasiswa di kota Jepang. Ternyata gadis-gadis yang super cantik dari seluruh pelosok desa bukan dikuliahkan di Jepang. Tapi dikirim di barak-barak tentara Jepang untuk menjadi budak napsu seks para serdadu Jepang. Sebuah peradaban manusia paling kotor dan bejad. Laa termasuk ibunya gadis penjual nasi pecel, sebetulnya mau dikirim ke barak tentara Jepang. Tapi tentara Jepang bernama Sakoya melarikan bahkan menyembunyikan gadis itu. Akhirnya menjadi istrinya kemudian lahir anak putri bernama Wagiyem penjual nasi pecel itu, Mas.

     “Terus gimana Bapak?

     “Lamaran diterima dengan syarat satu bapak harus setia pada Wagiyem. Kalau bapak tidak setia pisau di balik baju gadis penjual nasi pecel akan menjawab. Awalnya rencana pernikahan mau buat bapak meriah. Tapi keluarga tidak setuju. Sebab bapak dan ibunya Wagiyem sudah meninggal dunia. Sewaktu Wagiyem berumur satu tahun.

       Kemudian diasuh istrinya Pak Karso tukang pencari pasir di sungai juga tukang perahu getek: perahu kecil terbuat dari bambu untuk menyebrang orang kampung dari kampung satu ke lainnya. Bapak nikah resmi di KUA dengan Wali hakim. Bapak merasa sempurna juga bahagia sekali. Sayang rasa kebahagian bapak merasa belum puas. Sebab bapak dipanggil bos besar dari Jakarta. Untuk membuat rancangan proyek jalan tol di Malaysia. Waktu itu istri bapak sedang hamil dua bulan. Bapak pamit ke Malaysia menandatangani kontrak projek jalan tol. Sebetulnya bapak keberatan meninggalkan istri tercinta bahkan sedang hamil dua bulan. Juga proyek bendungan raksasa belum kelar masih butuh dua bulan lagi baru beres.

       Rasanya bapak tidak tega. Tapi justru istri bapak mendukung demi masa depan keluarga.  Akhirnya bapak berangkat terbang ke Malaysia. Setiap bulan bapak kirim uang lewat keluarganya yang bekerja di balai desa. Ketika usia kandungan istri enam bulan bapak pulang. Bapak merasa bahagia sekali istri dalam keadaan sehat bahkan tambah cantik ketika mengandung enam bulan. Setelah masa cuti habis Bapak kembali ke Malaysia meneruskan bekerja di projek jalan tol, Mas.

      “Terus.

        Bapak Suherman diam kedua bola matanya menatap kosong di depan pintu ruang tengah. Hampir lima menit diam tanpa bicara. Berkali kali mengusap wajah dan kedua bola matanya. Kepalanya menunduk. Jakunnnya bergerak naik turun. Kemudian berdiri lalu duduk slonjor lagi. Kemudian nyrutup kopi hitam panas. Lalu meneruskan curahan hatinya kembali kepadaku.

      “Bapak menerima telpon dari mandor gudang perlengkapan proyek. Dua minggu setelah bendungan raksaksa diresmikan pejabat pemerintah pusat Jakarta. Tanggul sebelah kanan jalur menuju kampung istri bapak jebol. Debit air melebihi kapasitas kekuatan bendungan. Air bendungan bludak mengantam dan menenggelamkan apa saja di depannya termasuk rumah yang ditempati istri bapak tenggelam hanyut hilang bersama lumpur. Sampai sekarang jasadnya tidak ditemukan. Bapak merasa bersalah. Berdosa. Sebab tanggul bendungan sebelah kanan mengarah jalan jebol menenggelamkan kampung istriku tercinta. Sebab kontruksi bangunan tidak sesuai rancangan juga anggaran bapak buat. Bapak merasa berdosa dan salah besar. Seharusnya bapak menyelesaikan proyek itu. Mengawasi langsung proses pembangunan proyek itu, Mas.

      “Sabar, sabar Bapak.

       “Setelah kejadian itu satu bulan sekali bapak selalu datang di bendungan raksasa itu. Mencari informasi ke sana ke sini. Tentang keberadaan istri bapak. Tetap tidak ketemu. Hanya air bendungan yang bapak temukan. Warga di sekitar bendungan sudah menghilang pergi semua tidak ada yang tersisa satupun. Ada beberapa warga yang tinggal di sekitar bendungan. Tapi itu warga baru semuanya. Nyaris tidak tahu menahu di bawah air bendungan itu dulunya ada enam desa. Juga rumah istriku. Warga baru dari luar kota rata-rata usaha berjualan warung makan. Menyediakan tamu wisatawan ketika liburan berkunjung melihat bendungan itu, Mas.

       “Kejadiannya sekitar tahun berapa ya Bapak?

       “Th 1995 bulan Pebruari, Mas.

       “Sudah 27 tahun yang lalu.

       “Iya ya tapi bapak merasa kejadian itu terasa beberap minggu yang lalu.

       “Setelah kejadian itu apakah Bapak tidak mencari istri lagi?

       “Tidak Mas.

      “Kenapa?”

      “Tidak bisa, Mas.

      “Loo bapak orang sukses, kaya juga pemborong kan, Insinyur lagi.”

     “Betul-betul, tapi tetep tidak bisa sebab bapak sangat mencintai istri.

     “Apa si kelebihan istri Bapak?

     “Banyak, Mas pokoknya banyak,jawab bapak Suherman sambil menundukkan kepala. Kali ini betul-betul menangis tanpa suara hanya dengusan napasnya terasa sesak ditutupi wajahnya dengan sapu tangannya. Aku merasa iba. Jiwanya terasa goncang setiap mencurahkan segala perasaan yang ada dalam hatinya. Aku dekati bapak Suherman. Tiba-tiba bapak Suherman memelukkan rapat sambil berbisik denganku.

       “Bapak impoten Mas. Semenjak mendengar istri tercinta tewas bersama jabang bayi baru berumur enam bulan tenggelam air bendungan yang bapak bangun, Mas.

       “Sabar, sabar ya Bapak.

       “Iya ya Mas.

          Bapak Suherman memeluk erat sekali entah kenapa dalam pelukannya aku merasa sejuk dingin damai. Bahkan batinku merasa adem bahagia belum pernah aku merasakan perasaan seperti ini. Sebentar kemudian bapak Suherman mengeluarkan dompet dari saku celana panjangnya. Mengambil selembar foto ukuran dua kali tiga berwarna hitam putih. Mendekatiku kemudian memberikan foto hitam putih. Saat memberikan foto itu tangannya gemetaran bahkan jidatnya penuh air keringat sehingga membasahi wajahnya. Sambil berucap,

       “Mas tolong dilukis yang terbaik perempuan di foto ini.

      “Baik.

      “Bapak ingin melihat langsung ketika melukis perempuan ini.

     “Baik Bapak.

     “Tolong dilukis dengan perasaan lembut ya Mas.

     “Ya Bapak.

         Ketika aku melihat foto perempuan itu. Jantungku berdetak hebat. Bahkan darahku dalam tubuh merasa panas. Nyas-nyasan. Terasa seluruh urat nadiku. Aku perhatikan dari bentuk wajah. Kedua bola mata. Alis. Telinga. Bibir. Lehernya juga garis wajahnya. Aku diam seribu bahasa ada kekuatan hebat ketika aku menatap foto itu.

      “Bisa si Mas.

      “Aku aku coba Bapak.

      “Terima kasih ya Mas, bapak mau menunggu sampai lukisan ini jadi.

     “Baik Bapak.

     “Bapak ingin mendapingi proses melukis perempuan dalam foto ini, dari awal sampai finising. Mohon izin selama melukisan perempuan itu bapak nginap di sini ya Mas.

     “Baik tapi kamarnya ala kadarnya, apa di hotel sekitar sini yang fasilitasnya terbagus ya Bapak.

     “Tidak Mas. Bukan masalah hotel. Tapi bapak ingin menikmati setiap gerakan melukis perempuan itu. Bapak ingin menikmati bentuk wajahnya. Kedua bola matanya. Bibirnya. Bentuk leher juga rambutnya. Bapak sangat kangen dan rindu sekali dengan perempuan di foto itu, Mas.

     “Baik.

     “Mulai kapan Mas mau melukis.

    “Malam ini Bapak.

    “Terima kasih, terima kasih ya Mas,jawab bapak Suherman persis anak kecil baru dibelikan es krim kesayangannya.

    “Siap Bapak.

    “Berapun ongkos melukis bapak siap Mas,jawab bapak Suherman sambil tersenyum hangat dengan wajah semringah bombong bungah.

  

 


 AGUS YUWANTORO, Lahir di Prambanan 5 Agustus 1965, Pendidikan  Terakhir S2 di Unsiq Prop Jateng. Prodi Magister Pendidikan Agama Islam 2009, anggakatan ke 2. Tahun 2010 mendapatkan penghargaan Bapak Gubernur Jawa Tengah, juara pertama menulis sajak dan puisi dalam rangka peringatan 100 Tahun Meninggalnya Presiden RI Pertama Bung Karno juga mendapatkan Piagam kehormatan dari Panitia Pusat Jakarta an. Prof.DR.H. Soedijarto, MA, Aktif nulis fiksi sudah 25 Buku Antologi baik puisi dan cerpen sudah terbit. 3 buku solonya,Antalogi Puisi dengan judul “Tembang Sepi Orang Orang Pinggiran”. Antalogi Cerpen “ Kembang Kertas  Nulis Novel berjudul Gadis Bermata Biru setebal: 250 halaman. Alamat Penulis  Gedangan RT.08 / RW.05. Ds. Pecekelan.Kec.Sapuran.Wonosobo,Jateng.WA : 081325427232. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar