Rabu, 23 Maret 2022

Ziarah Makam Gadis Kecil Korban Tabrak Lari

 

pixabay.com

Pelukis dan Parfum ke-14


Agus Yuwantoro


      Aku bersama Ketut Dian Purnama berjalan masuk gang ke tanah makam umum. Penuh tanaman bunga kamboja sedang berbunga berwarna putih. Ada bunga mawar merah putih. Pohon beringin tua tumbuh besar kokoh dengan daunnya rimbun. Batu- batu nisan tertata rapi. Bahkan ada beberapa batu nisan penuh taburan bunga. Mungkin haru saja diziarohi keluarganya. Burung-burung emprit saling berkejaran di atas pohon nangka. Berterbangan kian kemari di atas tanah makam. Kemudian sembunyi di balik daun pohon beringin.

      Tanah makam di atas gundukan tanah terbagi tiga kelompok. Di samping  khusus tanah makam beragama Nasrani. Batu nisannya berwarna putih dengan tanda salib. Di sampingnya tanah makam beragama Hindu dan Budha. Penuh dengan miniatur Pure dan Candi. Di sebelah tebing di bawah pohon beringin tua daunnya lebat tanah makam beragama Islam. Sebuah harmoni kerukunan antar umat. Tanah makam saling berdampingan. Sejuk. Damai. Saling menghargai ketika ada upacara pemakaman. Tanpa ada muatan konflik sara: Suku, Agama, Ras dan adat. Yang akan memecahkan dan meruntuhkan peradaban sendi manusia beragama. Hanya menguntungkan orang-orang tertentu merasa senang puas ketika konflik sara meledak dan pecah.

      Di bawah pohon kamboja penuh bunga. Makam gadis kecil tabrak lari. Vika Wulandari si gadis kecil berambut panjang dengan pita jingga. Nisannya tertulis Vika Wulandari Binti Sarmo. Aku taburkan bunga mawar merah putih. Mengirim doa-doa terbaik agar mendapatkan ampunan dari Tuhan. Sesudah itu aku dan Ketut Dian Purnama berjalan keluar tanah makam umum.

     Tepat di persimpangan jalan kontrakaan rumahku. Aku bertemu kang Sarmo sedang menjemur ikan di atas kain terpal dengan istrinya.Kemudian menyapaku.

    “Kapan pulangnya, Mas?

    “Tadi pagi, Kang.

      “Biung sehat.

      “Sehat Kang.

     “Baru saja ke makam ya, Mas.

     “Iya Kang,jawabku.

      Kang Sarmo lalu duduk di dalam tenda kecil tempat menunggu menjemur ikan basah. Menawarkan aku untuk masuk dan duduk. Istrinya langsung meracik tiga gelas minuman kopi dengan tremos plastik berwarna ungu bergambar bunga tapak dara. Kemudian diletakkan di atas baki plastik berwarna biru laut. Ada pisang goreng dari pisang tanduk dalam piring doralek berwarna cokelat.

     “Sini masuk, Mas.

     “Iya ya terima kasih, Kang.

    “Kasihan gadis kecil itu.

    “Korban tabrak lari ya Kang?

    “Iya Mas sehabis ditabrak tidak ada yang mau ngurus.

   “Apa tidak ada keluarganya?

    “Tidak ada Mas, langsung aku urusi dengan istri, kasihan.

    “Iya ya Kang.

   “Sudah tuli bisu tidak punya saudara jadi korban tabrak lari.

   “Gadis kecil itu bisu?

   “Iya bisu dan tuli, tidak bisa bicara dan mendengar dengan bahasa isyarat. Bahkan sebelum satu hari tewas. Menitipkan sebuah botol parfum ke rumahku untukmu Mas?“

   “Mana Kang, parfumnya?

   “Sebentar biar istri yang mengambil parfum itu.

     Sebentar kemudian istri kang Sarmo bernama Latri keluar dari tenda. Pulang ke rumah mengambil botol parfum. Butuh waktu lima menit istri kang Sarmo sudah kembali masuk tenda. Langsung memberikan botol parfum kepadaku. Aku terkejut ternyata ada tulisan namaku.

     “Berarti parfum ini dari Supraptiwi,batinku sambil menerima parfum itu.

     Aku langsung melirik kang Sarmo. Kang Sarmo cuma ternyum sendiri sedangkan istri kang Sarmo terus melihat tingah polahku sehabis menerima bungkusan parfum itu.

     “Parfum dari siapa ya Mas?sapa kang Sarmo.

    “Tidak tahu, Kang.

    “Dari baunya parfum itu mahal itu Mas.

    “Iya ya Kang.

   “Di sini tidak ada yang menjual lo Mas.

   “Bener Kang.

   “Andai kata si Vika Wulandari tidak bisu dan tuli bisa mengatakan parfum itu dari siapa ya Mas. 

   “Iya Kang.

     Setelah mimun kopi aku pamitan pada kang Sarmo dan istrinya. Pulang ke rumah kontrakan. Melanjutkan melukis pesanan Bapak Suherman dari Jakarta seorang kontraktor yang hobi mengoleksi  lukisan dari anak bangsa. Melukis tokoh pergerakan perempuan di Jawa. Menggangkat hak martabat wanita ingin sejajar dengan kaum lelaki. Bisa sekolah tinggi sejajar dengan kaum lelaki dalam bidang apapun. Wanita ke depan tidak menjadikan kawasan eksploitasi seksual. Mengubah paradigma klasik wanita  bisanya hanya: Masak, Ngamar, Manak.

      Sebab satu bulan lagi mau diambil lukisan tokoh pergerakan peradaban wanita Jawa dari Jepara, aku pegang erat erat parfum ini.  Aku masukkan dalam saku celana panjang. Sepanjang perjalanan ke rumah kontrakanku anganku melambung tinggi. Tersenyum sendiri. Berjalan sambil memegang erat parfum itu dalam saku celanaku. Aku sudah tidak penasaran lagi dengan gadis kecil berambut panjang dengan pita jingga. Bernama Vika Wulandari putri yang terlahir dari seorang perempuan senja dengan segala jurus pelukan lelaki satu dan lelaki lainnya. Semua sudah terjawab. Tinggal sang waktu yang bisa menjawab kapan bisa ketemu langsung dengan Supraptiwi. Hanya Tuhan yang maha tahu. Rahasia Tuhan yang tentunya semua manusia tidak bisa merencanakan adalah: Rezeki, Kematian, Jodoh. Sehebat otak manusia tidak bisa lari dari tiga unsur tersebut. Manusia hanya bisa merencanakan, tapi Tuhan yang menentukan semuanya.

 

   


  AGUS YUWANTORO, Lahir di Prambanan 5 Agustus 1965, Pendidikan  Terakhir S2 di Unsiq Prop Jateng. Prodi Magister Pendidikan Agama Islam 2009, anggakatan ke 2. Tahun 2010 mendapatkan penghargaan Bapak Gubernur Jawa Tengah, juara pertama menulis sajak dan puisi dalam rangka peringatan 100 Tahun Meninggalnya Presiden RI Pertama Bung Karno juga mendapatkan Piagam kehormatan dari Panitia Pusat Jakarta an. Prof.DR.H. Soedijarto, MA, Aktif nulis fiksi sudah 25 Buku Antologi baik puisi dan cerpen sudah terbit. 3 buku solonya,Antalogi Puisi dengan judul “Tembang Sepi Orang Orang Pinggiran”. Antalogi Cerpen “ Kembang Kertas  Nulis Novel berjudul Gadis Bermata Biru setebal: 250 halaman. Alamat Penulis  Gedangan RT.08 / RW.05. Ds. Pecekelan.Kec.Sapuran.Wonosobo,Jateng.WA : 081325427232.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar